Bisnis.com, BALIKPAPAN--Penciptaan iklim investasi yang ramah menjadi persoalan dengan tingkat urgensi tertinggi di Kalimantan Timur, hingga saat ini banyak aspek pendukung investasi di daerah tersebut dinilai belum memadai.
Padahal, untuk merealisasikan diversifikasi industri, Kaltim memerlukan investor dan infrastruktur pendukungnya, termasuk juga kemudahan-kemudahan investasi dari sisi perizinan ataupun legalitas lahan.
Hari ini, panitia Rembuk Nasional 2017 Bidang Ekonomi, Industri, dan Perdagangan menggelar diskusi dengan jajaran pemerintah daerah, berbagai asosiasi profesi dan bisnis, lembaga keuangan bank dan non bank di Balikpapan.
Acara tersebut bertujuan untuk mengumpulkan aspirasi para pelaku usaha, dan menyusun rekomendasi untuk dilaporkan dalam Rembuk Nasional 2017 yang akan digelar pada Oktober mendatang.
"Cukup banyak keluhan yang disampaikan peserta diskusi, seperti persoalan listrik belum lancar, biaya logistik masih mahal, perizinan masih dianggap berbelit-belit," ujar Ketua Tim Pakar Bidang Rembuk Ekonomi Destry Damayanti, Selasa (19/9/2017).
Agresifitas kinerja dari pihak perpajakan pun turut dikeluhkan oleh peserta diskusi. Rata-rata keluhan yang diterima berkaitan langsung dengan daya saing pada iklim investasi.
Baca Juga
Saat ini, sudah ada beberapa investor yang menunjukkan ketertarikan untuk mengekspansi bisnisnya di Kaltim. Namun para investor tersebut meminta insentif dan tentu membutuhkan infrastruktur pendukung.
Menurut Destry, investor akan masuk jika ada peluang. Kaltim, lanjut dia, masih memiliki potensi investasi yang tinggi. Namun masih terhambat oleh kendala-kendala tersebut.
"Jadi masalah yang paling urgensi dirumuskan solusinya adalah bagaimana menarik investor untuk menanamkan modalnya di Kaltim. Karena satu investor masuk saja dampaknya sudah multiplier," tutupnya.