Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dapat Jatah 10.000 Ha Lahan Jagung, Kaltim Pacu Jumlah Lahan Pertanian

Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) kembali mendapat jatah pengembangan tanaman pangan komoditas jagung sebesar 10.000 hektare (ha).
Petani menjemur jagung di Desa Handapherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (18/7/2017)./ANTARA-Adeng Bustomi
Petani menjemur jagung di Desa Handapherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (18/7/2017)./ANTARA-Adeng Bustomi

Bisnis.com, BALIKPAPAN -- Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) kembali mendapat jatah pengembangan tanaman pangan komoditas jagung sebesar 10.000 hektare (ha).

“Tahun ini, secara keseluruhan Kaltim dapat jatah pengembangan tanaman jagung hibrida mencapai 23.900 hektar,” jelas Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim Ibrahim dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim, Minggu (8/4/2018).

Dia mengatakan sebesar 10.000 ha lahan di antaranya diberikan kepada Berau untuk budi daya jagung. Berau akan menjadi salah satu sentra pengembangan jagung di Kaltim, di mana selama tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan luasan lahan maupun produksi.

Pada 2015, sebut Ibrahim, dengan luas lahan 2.431 ha produksi jagung yang tercatat mencapai 4.555 ton. Jumlahnya meningkat mencapai 9.500 ha dengan jumlah produksi 15.460 ton, pada 2016.

Tahun lalu, dengan jatah tambahan seluas 5.500 ha, total produksi naik menjadi 35.483 ton.

“Produksi jagung Berau terus meningkat. Pada 2016, kami capai 15.460 ton dan meningkat sebesar 35.483 ton pada 2017 atau surplus sekitar 20.023 ton. Berau berkontribusi 62,7% atau capaian produksi ranking pertama di Benua Etam,” ujarnya.

Bupati Berau Muharram mengemukakan surplus terjadi berkat adanya program percepatan luas tambah tanam (LTT). Sementara itu, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak meminta masyarakat tak melakukan alih fungsi lahan.

"Jangan sampai lahan pertanian berkurang karena dijual untuk lahan tambang," tegasnya.

Di Kaltim, setiap tahun lahan pertanian selalu berkurang hingga ribuan ha. Hal ini diduga karena petani selaku pemilik lahan dengan mudah menjual ke perusahaan tambang batu bara.

Adapun alih fungsi lahan lain yakni untuk kegiatan usaha lain serta pemukiman. Padahal, Awang menekankan pertanian sebagai program prioritas pembangunan daerah guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat.

“Masa depan ekonomi Kaltim adalah sumber daya alam baru terbarukan. Pada 2030, terjadi krisis pangan sebab jumlah penduduk terus meningkat. Maka pertanian kita menjadi tumpuan masa depan dan para petani menjadi pahlawan pangan dunia. Karena itu lahan pertanian harus terus bertambah bukan berkurang," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fariz Fadhillah
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper