Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Operasional Bandara APT Pranoto Tinggal Tunggu Sertifikat Bandar Udara

Operasional Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda menunggu sertifikat bandar udara yang saat ini sudah diajukan kepada Kementerian Perhubungan.
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak ketika meninjau Bandara APT Pranoto di Samarinda pada November 2017./Humas Pemprov Kaltim
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak ketika meninjau Bandara APT Pranoto di Samarinda pada November 2017./Humas Pemprov Kaltim

Bisnis.com, BALIKPAPAN—Operasional Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda menunggu sertifikat bandar udara yang saat ini sudah diajukan kepada Kementerian Perhubungan.

Kepala UPBU Temindung Wahyu Siswoyo mengatakan pihaknya sudah mengajukan permohonan untuk mendapatkan sertifikat bandar udara.

Sertifikat ini diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Dirjen Hubud) setelah melalui proses audit sehingga dapat diyakini bahwa pengoperasian suatu bandar udara telah memenuhi persyaratan teknis yang meliputi :

  • kesiapan personel
  • fasilitas, prosedur operasi bandar udara, dan
  • sistem manajemen keselamatan operasi bandar udara

“Rencananya, kami mulai beroperasi pada 24 Mei 2018,” ujar Wahyu kepada Bisnis, Jumat (27/2/2018).

Untuk tahap awal, kata Wahyu, Bandara APT Pranoto akan melayani rute penerbangan yang selama ini ada di Bandar Udara Temindung, Samarinda.

Operasional perkantoran yang sebelumnya ada di Bandara Temindung sudah berpindah ke Bandara APT Pranoto sejak sebulan terakhir.

Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso memastikan calon Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto yang berada di Sungai Siring Samarinda, siap menggantikan operasional Bandara Temindung.

Menurut Agus, Bandara APT Pranoto sudah siap beroperasi, tinggal finalisasi verifikasi untuk mendapatkan Sertifikat Bandar Udara yang prosesnya akan diselesaikan sebelum bandara beroperasi.

“Bandara APT Pranoto ini sudah mulai dibangun tahun 2011 dan selesai terminal pada tahun 2013 oleh Pemprov Kalimantan Timur. Baru pada awal 2015 bandara ini dibangun kembali dengan menyelesaikan bangunan sisi udara secara bertahap, kemudian tahun 2016 diikuti dengan penyerahan bandara ini dari Gubernur Kalimantan Timur kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk dikembangkan dan dioperasionalkan lebih lanjut,” ujar Agus.

Ditjen Perhubungan Udara sejak awal tahun 2018 sudah melakukan beberapa kegiatan tambahan untuk memastikan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan di bandara terpenuhi sesuai dengan annex 14 ICAO dan Peraturan Keselamatan penerbangan Sipil part 139 tentang Aerodromes.

Beberapa kegiatan tambahan tersebut di antaranya pembuatan runway strip, landscape dan pemagaran kompleks bandara.

Menurut Agus, pengoperasian Bandara APT Pranoto ini sangat mendesak untuk pengembangan konektivitas penerbangan di Samarinda. Hal tersebut mengingat Bandara Temindung Samarinda Lama yang ada saat ini sudah tidak dapat dikembangkan.

Panjang landasan yang berukuran 1.040 m x 23 m hanya bisa melayani pesawat sekelas ATR 42 dengan restriksi khusus. Landasan tidak bisa diperpanjang karena terletak di tengah permukiman padat kota Samarinda.

Selain itu kompleks Bandara Temindung juga menjadi daerah langganan banjir.

"Sebagai ibu kota provinsi yang terus berkembang, Samarinda seharusnya mempunyai bandara yang representatif. Bandara APT Pranoto yang runway-nya berukuran 2.250m x 45 m ini bisa melayani pesawat sekelas Boeing B737 NG atau Airbus A320 sehingga bisa melayani penerbangan jarak dekat dan jauh untuk membangun konektivitas penerbangan," lanjutnya.

Sementara itu Kadishub Kaltim Salman Lumoindong menyatakan Provinsi Kalimantan Timur akan mengembangkan sumber daya yang tergantikan, untuk mengganti sektor pertambangan sebagai pendapatan asli daerah.

"Dulu kita mengandalkan pertambangan namun terbukti sekarang mulai habis. Sekarang kita akan ganti dengan sumber daya tergantikan seperti pariwisata. Bandara ini nantinya bisa mengantarkan wisatawan dari luar negeri ke tempat-tempat wisata eksotik seperti Derawan dan sebagainya," ujarnya.

SPESIFIKASI BANDARA

- Ukuran Runway: 2.250 m x 45 m, ultimate 2.500 m x 45 m.

- Ukuran Apron: 300 m x 123 m, ultimate 600 m x 123 m (73.800 m2)

- Pesawat yang bisa dilayani: Boeing 737-900 ER /Airbus A320

- Luas gedung terminal: 12.700 m2

- Kapasitas penumpang: 1.500.000 pax/ Tahun ultimate 5.000.000 pax/ Tahun

- Kapasitas di jam sibuk: 1.000 pax

- Luas lahan parkir: 30.000 m2 untuk 1.000 mobil

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper