Bisnis.com, BANJARMASIN- Para pengusaha Banua diingatkan untuk bisa ikut mengambil kesempatan di era digital sekarang.
Hal tersebut diungkapkan Head Of Community Management Bukalapak Muhammad Solihin di sela kegiatan Meet And Great 2018 yang diselenggarakan oleh Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Kalsel dengan mengambil tema “Pemanfaatan Platform Digital untuk Pengembangan Bisnis”, Selasa (18/9/2018) di Aula Kantor Perwakilan BI Banjarmasin.
"Sekarang ini konsumen untuk membeli sebuah produk tidak perlu lagi harus ke Pasar atau ke Mall. Mereka hanya cukup menggunakan Smartphone untuk membeli berbagai barang yang dinginkannya. Jadi pengusaha pun harus bisa menyesuaikanya dengan ikut berjualan secara online," jelasnya.
Berjualan secara online sendiri bisa beragam caranya, ada yang menggunakan media whats up, media sosial sampai memiliki website sendiri. Namun baginya hal tersebut tidak lah cukup karena cakupannya terbatas dan banyak memiliki kelemahan.
"Hendaknya pengusaha sekarang bisa memanfatkan media Marketplace untuk menjual berbagai produk yang dimilikinya. Menggunakan Marketplace seperti Buka Lapak membuat kita bisa betul-betul memiliki kesempatan yang besar untuk menjual produk dengan cakupan yang lebih luas," ungkapnya.
Di Marketplace Buka Lapak kini tiap harinya paling sedikit dikunjungi oleh 10 juta orang. Ada pun jumlah pelapak yang menjual berbagi produknya mencapai 4 juta pelapak dengan 70 juta produk yang dijual oleh pelapak.
Baca Juga
"Sudah banyak pelapak yang sukses menjadi meningkatkan omset usahanya hingga diangka Miliaran Rupiah melalui Buka Lapak. Karena itulah saya ingatkan kembali pada para pengusaha banua untuk bisa ikut bergabung dan menjual produknya di Marketplace seperti Buka Lapak," tambahnya.
Sementara itu, Analis Fintech Office Bank Indonesia Saryo menambahkan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 jumlah masyarakat Indonesia yang terlibat aktivitas jual beli melalui platform e-commerce mencapai 26,2 juta orang.
Sedangkan pada 2017 transaksi e-commerce di Indonesia mencapai $10,9 milyar atau meningkat 41% dari 2016 yang mencapai $5,5 milyar. Bahkan menurut forecast dari Bloomberg pada 2020 separuh penduduk Indonesia akan terlibat aktivitas e-commerce.
Selain itu diprediksi ke depan, peran platform digital terutama e-commerce terhadap perekonomian Indonesia akan semakin besar.
Mengacu pada data Statistik pada 2016 e-commerce hanya menyumbang 8,7% atas penjualan ritel global kemudian meningkat pada 2017 menjadi 10,1% kemudian diprediksi mencapai 15,5% pada tahun 2018.
Pemanfaatan Platform Digital untuk Pengembangan Bisnis diproyeksi akan memberi nilai tambah sebesar USD115 miliar atau setara 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2025. Teknologi digital juga dipercaya akan membantu penyerapan tenaga kerja hingga 4 juta orang di tahun 2025.
"Karena itulah tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengambil kesempatan di era digital sekarang. Khususnya bagi para pengusaha wajib hukumnya untuk bisa memanfatkan berbagai flatform digital untuk bisa mendorong pengembangan bisnisnya," pungkasnya.