Bisnis.com, BANJARMASIN – Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Kalimantan Selatan melihat potensi provinsi itu untuk menjadi salah satu kawasan pengembangan kopi Nusantara.
Kepala Perwakilan BI Wilayah Kalsel Herawanto mengatakan potensi tersebut punya peluang untuk direalisasikan, mengingat di Kalsel memiliki beberapa produk biji kopi yang berkualitas di antaranya Aranio Banjar, Pengaron, Mataraman, dan Biih.
"Produksi biji kopi Kalsel menurut data Kementerian Pertanian mencapai 6.800 ton per tahun. Ini jauh lebih besar ketimbang Maluku dan Papua yang produksinya masih sekitar 2.500 ton per tahun," ungkapnya di sela-sela kegiatan Duta Borneo Coffee Festival, Kamis (22/11/2018) di Banjarmasin.
Oleh karena itu, lanjutnya, agar bisa merealisasikan Kalsel menjadi salah satu pusat pengembangan kopi Nusantara, Perwakilan BI Wilayah Kalsel berkomitmen ikut mendorong pengembangan bisnis kopi baik dari hulu hingga hilir.
"Di hulu nantinya kita bantu petani untuk meningkatkan kualitas kopi lokal. Lalu di hilir kita juga bantu pengembangan usaha pebisnis kopi lokal agar makin propesional," tambahnya.
Namun, memang untuk saat ini pihaknya masih melakukan pemetaan potensi pengembangan bisnis kopi dari hulu dan hilir. Dengan pemetaan yang baik, ujarnya, akan mudah bagi pihaknya ataupun pihak-pihak terkait untuk merumuskan strategi pengembangannya.
"Ke depan kalau komoditas kopi ini bisa betul-betul digarap dengan serius, bukan hanya menjadi peluang bisnis bagi masyarakat, tapi juga mampu mendorong industri lainnya berkembang, salah satunya sektor pariwisata," kata Herawanto.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan bisnis warung kopi di ibu kota Kalsel sangat berkembang. Bahkan di beberapa ruas jalan strategis sudah banyak outlet warung kopi lokal maupun franchise yang menjajakan aneka kopi.
Pemkot Banjarmasin, tuturnya, sangat mendukung geliat bisnis warung kopi tersebut. Bahkan pihaknya berencana membuat sebuah terobosan agar pengusaha warung kopi lokal makin berkembang.
"Kita ada wacana untuk mewadahi berbagai pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di Wisata Siring Tendean, tidak terkecuali pebisnis warung kopi. Kita coba konsep agar bisa membuat turis lokal dan mancanegara nyaman namun tidak kumuh," ungkapnya.