Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tiket Pesawat Sumbang Inflasi Banjarmasin

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel mencatat pada Januari 2019 lalu Kota Banjarmasin kembali mengalami inflasi sebesar 0,82%.
Ilustrasi./Bisnis
Ilustrasi./Bisnis

Bisnis.com, BANJARMASIN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel mencatat pada Januari 2019 lalu Kota Banjarmasin kembali mengalami inflasi sebesar 0,82%.

Kepala BPS Kalsel Diah Utami mengatakan, jika laju inflasi dihitung secara kalender tahun 2019 (Januari 2019 terhadap Desember 2018), maka angkanya tembus sebesar 0,82 persen dan laju inflasi “year on year” adalah 3,17 persen.

"Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Banjarmasin adalah angkutan udara, ikan gabus, daging ayam ras, bawang merah dan emas perhiasan. Sementara komoditas yang mengalami andil deflasi tertinggi antara lain bensin, telur ayam ras, bawang putih, kacang panjang dan kayu balok," ujarnya, Senin (04/02/2019).

Inflasi di Kota Banjarmasin Januari 2019 terjadi karena adanya kenaikan
indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,64
persen, kelompok makanan jadi-minuman-rokok-tembakau sebesar 0,05 persen,
kelompok sandang sebesar 0,57 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,46 persen,
kelompok pendidikan-rekreasi dan olah raga sebesar 0,09 persen, kelompok transport-komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,62 persen.

"Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks harga pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar sebesar 0,03 persen," tambahnya.

Dari 82 kota yang menghitung indeks harga konsumen tercatat 73 kota mengalami inflasi, dan 9 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di kota Tanjung Pandan sebesar 1,23 persen dan terendah di kota Pematang Siantar
sebesar 0,01 persen. Sementara Deflasi tertinggi dikota Tual sebesar 0,87 persen.

"Kalau di wilayah pulau Kalimantan Kota yang mengalami inflasi ada 9 kota. Inflasi tertinggi terjadi di kota Singkawang sebesar 1,19 persen dan inflasi terendah dikota Sampit sebesar 0,34 persen," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kalsel H Supriadi berharap kedepannya banyak maskapai asing yang bisa membuka rute penerbangan ke Banjarmasin. Hal ini agar pihak Maskapai Penerbangan lokal tidak lagi semena-mena dalam membebankan tarif penerbangan ke masyarakat Kalsel.

"Tarif penerbangan ke Banjarmasin dari Surabaya atau Jakarta itu lebih mahal ketimbang tarif ke Bali atau Lombok. Kalau terus begini bagaimana mungkin para turis bisa tertarik mengunjungi Kalsel untuk berwisata," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arief Rahman
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper