Bisnis.com, JAKARTA- Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie menilai PT PLN lamban dalam mengatasi masalah kelistrikan di wilayah tersebut.
"Selama ini kerja PLN saya nilai lamban. Kita harus kerja cepat. Utamanya setiap terjadi masalah. Harus direspons cepat," ujarnya di Tanjung Selor, Selasa ketika beraudensi dengan jajaran manajemen PT PLN wilayah Kaltim-Kaltara, Selasa (18/6/2019).
Dia menyontohkan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas ( PLTMG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tanjung Selor yang sudah lama, dan sempat mangkrak.
"Kemudian ketika saya masih menjadi Penjabat Gubernur Kaltara, saya sempat laporkan ini langsung kepada Presiden. Kemudian Menteri BUMN Rini Soemarno menginstruksikan Dirut PLN untuk melanjutkan pembangunan PLTMG yang seharusnya mulai beroperasi 2018," ujarnya.
Dalam pertemua itu, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltim-Kaltara Djoko Dwijatno dan GM Unit Induk Pembangunan Muhammad Ramadhansyah menyampaikan laporan mengenai kondisi kelistrikan dan juga progres pembangunan infrastruktur pembangkit di Kaltara.
Salah satunya dilaporkan, soal PLTMG 2x7,5 Megawatt di Tanjung Selor yang sekarang sudah komisioning atau ujicoba mesin. Direncanakan akhir Juli atau paling lambat akhir Agustus 2018 sudah bisa dioperasikan.
Kemudian PLTU di Gunung Seriang (Tanjung Selor), Malinau, dan Nunukan yang dilaporkan juga sudah bisa dioperasikan paling lambat akhir 2019, termasuk disampaikan masalah seringnya pemadaman bergilir di Pulau Bunyu.
Atas persoalan tersebut, PT PLN telah memberikan jaminan akan mendatangkan generator pengganti dari Pulau Sebatik ke Pulau Bunyu. Rencananya, generator itu akan dibawa dari Pulau Sebatik pada Selasa (18/6) subuh ini, dengan menggunakan kapal. Sedangkan estimasi proses pemasangan membutuhkan waktu seminggu, hingga akhirnya bisa normal beroperasi.
