Bisnis.com, SAMARINDA – Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur menyatakan pada triwulan II/2019, pertumbuhan ekonomi akan stabil dengan kecenderungan meningkat seiring dengan tingginya tingkat konsumsi selama Ramadan.
Ketua Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim, Harry Aginta menyatakan sepanjang triwulan I/2019 saja pertumbuhan ekonomi di Kaltim sudah mencapai 5,36% lebih tinggi dibandingkan triwulan IV/2018 sebesar 5,14% (y-o-y).
Dia menyebut pada triwulan kedua ada kecenderungan meningkat akibat tingginya konsumsi selama Ramadan hingga Lebaran.
“Ada momen Ramadan dan Idulfitri memberi dorongan belanja masyarakat untuk perdagangan dan jasa,” terang Harry di Hotel Aston dalam acara Halal bi Halal Bank Indonesia Kaltim, Selasa (18/6/2019).
Harry menyebut pertumbuhan yang cenderung akan meningkat ini juga didukung oleh inflasi yang terkendali dengan baik selama Ramadan 2019. BI mencatat, pada Mei 2019, inflasi di Bumi Etam mencapai 0,56%, meningkat 0,15% (m-t-m) dari bulan sebelumnya.
Dia mengklaim ini adalah inflasi terendah selama 10 tahun terakhir, dan masih lebih kecil dari inflasi nasional sebesar 0,68% (m-t-m).
Baca Juga
“Di Samarinda inflasi 0,42%, sementara di Balikpapan 0,75%, dibandingkan bulan sebelumnya. Sumber inflasi adalah bahan pangan. Komoditas yang mengalami inflasi di Samarinda itu daging ayam ras. Kalau di Balikpapan, kenaikan harga tomat dan sayur, serta tarif angkutan udara,” jelas Harry.
Dia menyatakan pada triwulan I/2019 ini akselerasi pertumbuhan ekonomi di Kaltim memang masih dipengaruhi oleh peningkatakan kinerja pertambangan batu bara yang tumbuh tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejalan dengan itu, peningkatan permintaan batu bara dari India yang dipengaruhi oleh rendahnya produksi domestik menjadi faktor pendorong ekspor Kaltim. Adapun ekonomi Kaltim triwulan I/2019 juga masih didominasi oleh lapangan usaha pertambangan dengan persentase pangsa mencapai 46,25%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Muhamad Nur menambahkan, selain tambang, lapangan usaha yang memberi dampak pada kinerja ekonomi di Bumi Etam adalah pertanian, konstruksi, perdagangan, serta akomodasi dan makan-minum.
“Selain batu bara, peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tercermin dari pergerakan kinerja lapangan usaha perdagangan, akomodasi, dan makan minum,” terang Nur.
Selain itu, lapangan usaha pertanian yang didominasi oleh komoditas kelapa sawit diperkirakan juga mengalami peningkatan pertumbuhan seiring dengan tingginya kebutuhan bahan baku industri biodiesel pasca implementasi kebijakan B20 pada akhir 2018 lalu.
Oleh sebab itu, BI Kaltim mencatat, pertumbuhan ekonomi Kaltim tanpa tambang pada triwulan I/2019 meningkat 3,64% (y-o-y), di triwulan IV/2018 kini menjadi 3,74% (y-o-y).
Dia menyatakan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) pada triwulan II/2019 juga diprediksi mendorong daya beli masyarakat Kaltim dan mempengaruhi pencatatan perkembangan ekonomi Bumi Etam.