Bisnis.com, BALIKPAPAN — Pertumbuhan investor pasar modal di Kalimantan Timur cukup signifikan selama 2 tahun belakangan ini yang tercermin dari jumlah Sub Rekening Efek (SRE) dan Single Investor Identification (SID).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia perwakilan Balikpapan selama periode Mei 2019, jumlah SRE tumbuh 15% atau sebesar 2.192 menjadi 16.654 dari posisi akhir tahun lalu sebesar 14.462, sedangkan untuk jumlah SID juga naik 15% sebesar 1.856 menjadi 14.225 dari akhir 2018 lalu sebesar 12.369
SRE adalah Rekening efek yang digunakan untuk menyimpan portofolio saham atas nama nasabah yang dicatatkan pada Kustodian Sentral Efek Indonesia sedangkan SID merupakan nomor tunggal identitas investor pasar modal indonesia yang diterbitkan oleh KSEI.
Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan Kalimantan Utara yang hanya mengantongi tambahan 135 SRE dan 120 SID sepanjang Mei 2019 menjadi masing-masing sebesar 1.148 dan 1.0009.
Sementara itu, sepanjang 2017—2018 lalu, Kaltim berhasil mencatatkan peningkatan SRE sebesar 4.594 dan SID sebesar 3.816 akun sedangkan Kalimantan Utara sebesar 491 SIRE dan 433 SID.
Kepala BEI Perwakilan Balikpapan Dinda Ayu Amalliya mengatakan, sosialisasi terkait dengan menabung saham telah membuahkan hasil sehingga kesadaran masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal selalu bergerak naik. Padahal, lanjut dia belum banyak kantor perwakilan seperti di Pulau Jawa.
“Tapi tentunya jangan dibandingkan dengan pulau Jawa yang dari sisi jumlah penduduk lebih besar dan perwakilan kami yang lebih banyak di sana. Di Jawa Tengah saja ada Semarang, Sukoharjo, Surakarta,” jelasnya, Kamis (11/7/2019).
Untuk menggenjot jumlah investor pasar modal, kota Balikpapan juga telah menjadi pilot project di galeri bursa efek yang menyasar pedagang di pasar Sepinggan. Di dalam galeri investasi ini, dilengkapi sebuah komputer, supaya pedagang di Pasar Sepinggan bisa mencoba belajar berinvestasi.
“Sekarang ini kan pedagang juga sudah mulai sadar investasi, ini kesempatan warga masyarakat untuk mengenal dan bisa berinvestasi lewat pasar modal,” imbuhnya.
Menurut catatan Bisnis sebelumnya, nilai transaksi harian pasar modal hingga awal pekan Juli 2019 memang masih didominasi oleh DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.