Bisnis.com, BANJARMASIN -- Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Kalimantan Selatan (Kalsel) berkomitmen mendukung perkembangan sektor pariwisata di Banua.
Hal ini turut dilakukan melalui sosialisasi Sistem Pembayaran Non Tunai dan Tunai, di mana BMPD Kalsel yang dikomandoi oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalsel bersama belasan bank melakukan kegiatan susur sungai bersama di Siring 0 Kilometer Banjarmasin, Sabtu (20/7/2019).
"Kegiatan ini memiliki dua misi khusus. Pertama, menyosialisasikan Sistem Pembayaran Non Tunai dan Tunai kepada masyarakat pinggiran sungai. Kedua, ikut berpartisipasi dalam memperkenalkan pariwisata susur sungai yang ada di Kota Banjarmasin," papar Kepala Perwakilan BI Kalsel Herawanto.
Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Kalimantan Selatan (Kalsel) saat melakukan pawai dengan puluhan kelotok di Sungai Martapura, Banjarmasin, Sabtu (20/7/2019)./Bisnis-Arief Rahman
Dalam susur sungai dari Siring 0 Kilometer hingga Kampung Hijau ini, para peserta mengenakan aneka pakaian adat di Indonesia. BMPD Kalsel juga memberikan bantuan tong sampah untuk objek wisata kampung hijau di kota itu.
"Terkhusus untuk Perwakilan BI Kalsel, kami menyediakan satu kelotok yang dapat melayani masyarakat untuk melakukan penukaran uang baru," tambahnya.
Selain menggelar sosialisasi semacam ini, BMPD Kalsel mengklaim sudah cukup konsisten dalam membantu pariwisata Kalsel. Salah satunya, menyediakan sistem pembayaran non tunai e-Klotok untuk membantu masyarakat yang ingin memakai jasa kelotok dengan cara non tunai.
"Ini tentunya merupakan salah satu terobosan kita untuk menyosialisasikan transaksi nontunai kepada masyarakat. Semoga ke depannya akan lebih banyak lagi terobosan yang dapat kami lakukan untuk mendorong pariwisata di Banua lebih berkembang," terang Herawanto.
Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H. Sahbirin Noor saat melakukan pengecatan tong sampah untuk diberikan kepada objek Wisata Kampung Hijau di Banjarmasin, Sabtu (20/7/2019)./Bisnis-Arief Rahman
Kelotok adalah sebutan untuk perahu bermotor yang terbuat dari kayu untuk kendaraan sungai di Kalsel.
Sementara itu, Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor menyatakan perkembangan pariwisata di provinsi itu tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Diperlukan juga peran swasta dan stakeholder lainnya untuk ikut berpartisipasi, baik dalam hal promosi maupun pembangunan infrastruktur pendukung.
"Dengan beragam destinasi wisata dan adat istiadat unik yang dimiliki, saya optimistis sektor ini akan berkembang pesat dan mampu menjadi penopang utama ekonomi Kalsel. Agar itu bisa terwujud, tentunya kita harus bersama-sama membangunnya mulai sekarang," ucapnya.