Bisnis.com, PALANGKA RAYA—PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah (Bank Kalteng) berkomitmen memberikan dukungan di sektor pendidikan seiring peran sebagai bank milik pemerintah daerah.
Salah satu peran yang sudah dilakukan Bank Kalteng adalah mendukung dan membantu siswa sekolah menengah atas yang meneliti obat kanker dari bahan baku alam, yakni kayu Bajakah. Direktur Utama Bank Kalteng Yayah Diasmono mengatakan penelitian tersebut masih memerlukan riset lanjutan hingga dapat dipatenkan sebagai obat kanker.
“Masih perlu riset farmakologi, uji klinis dan sebagainya. Bank Kalteng melihat ini perlu didukung,” katanya.
Yayah mengatakan hal tersebut saat menerima Yazid Rafli Akbar yang mewakili dua rekannya Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani untuk mengucapkan terima kasih kepada jajaran Direksi Bank Kalteng karena berkat dukungan dan bantuan Bank Kalteng mereka dapat mengikuti World Invention Creativity Olympic (WICO) 2019 di Seoul Korea Selatan, 25-27 Juli 2019 lalu. Dalam lomba ini mereka berhasil menggondol juara dunia.
Yazid pun pamit guna menghadiri undangan dari Menteri Pendidikan di Jakarta sekaligus dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada 17 Agustus 2019 di Istana Negara Jakarta.
Diasmono menambahkan bentuk kepedulian Bank Kalteng terhadap pendidikan maupun generasi muda di daerah ini antara lain sudah membantu empat anak muda mengikuti berbagai kegiatan seperti di Serbia, Thailand, Malaysia dan terakhir di Seoul, yang hasilnya sangat membanggakan memperoleh medali emas.
Dia pun berharap agar keberhasilan tersebut tidak berhenti sampai di sini saja tetapi ke depannya akan muncul generasi muda yang berprestasi dan membanggakan Kalteng. “Kita tetap mendukung penemuan-penemuan baru untuk generasi muda Kalteng. Karena generasi muda kalau kita bina dan dukung akan berhasil. Diharapkan pula generasi muda Kalteng punya kepedulian dan kreativitas untuk kelestarian alam yang akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,” katanya.
Sementara itu, Yazid Rafli Akbar, siswa SMAN 2 Palangka Raya yang kini duduk di kelas XI MIPA3 mengaku bangga dan tidak menyangka viralnya hasil riset mereka di media sosial sehingga menarik perhatian berbagai kalangan.
“Rasanya bangga dan tidak menyangka akan diundang menteri pendidikan dan bahkan dijadwalkan akan diundang ke Istana Negara,” tutupnya.