Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaltim Fokus Investasi Langsung Manfaatkan Pembangunan Ibu Kota Negara

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan memanfaatkan momentum pembangunan ibu kota negara dalam mengarahkan investor masuk di luar sektor emas hitam.
Foto aerial bekas tambang batu bara di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). Kementerian LHK akan memperbaiki lubang-lubang bekas tambang di kawasan calon ibu kota negara baru./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay.
Foto aerial bekas tambang batu bara di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). Kementerian LHK akan memperbaiki lubang-lubang bekas tambang di kawasan calon ibu kota negara baru./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay.

Bisnis.com, BALIKPAPAN— Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan memanfaatkan momentum pembangunan ibu kota negara dalam mengarahkan investor masuk di luar sektor emas hitam.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur Tutuk Cahyono mengatakan dengan pembangunan ibu kota negara( IKN), maka konsentrasi investasi Bumi etam selama ini di sektor pertambangan sebagian di antaranya sudah bisa dipecahkan.

“Karena akan ada dana ratusan triliun yang dikucurkan pemerintah pusat dalam beberapa waktu ke depan untuk membangun banyak infrastruktur di Kaltim. Tinggal bagaimana menciptakan peluang investasi di sektor hilirisasinya,” ujarnya, Minggu (29/9/2019).

Tutuk menilai selama ini pertumbuhan ekonomi dan investasi di sebuah daerah tak bisa dilepaskan dari keberadaan infrastruktur pendukung oleh pemerintah. Hal itu memungkinkan hilirisasi sektor pertambangan dan perkebunan sawit untuk dapat direalisasikan

“Ketika IKN dibangun, maka infrastruktur akan masuk. Itu menjadi kunci menurunkan biaya transportasi, logistik, dan sebagainya. Infrastruktur bisa membuat aliran barang lebih baik. Jasa juga bisa begitu. Infrastruktur akan menjadi magnet investasi di Kaltim,”tekannya.

Menurut Tutuk, sejalan dengan perbaikan infrastruktur, pemerintah harus memperbaiki regulasi untuk mendorong iklim investasi agar investor tidak melirik pertambangan saja. Harus ada iklim-iklim investasi yang baru dan menarik supaya investor tidak hanya berfokus pada sektor pertambangan yang dominan.

Tutuk menekankan dalam hal ini konsep investasi langsung harus bisa masuk ke Kaltim yang berbasis hilirisasi. Pasalnya perekonomian Kaltim tentu akan terlalu fluktuatif apabila hanya berpatokan pada komoditas utama.

Menarik investor langsung untuk bisa menanamkan modalnya di Kaltim, ungkap dia, akan menggerakkan perputaran ekonomi daerah dengan baik. Tak hanya itu, peluang usaha dan penyerapan tenaga kerja akan terjadi di Kaltim.

“Investor langsung juga menjadi jawaban. Maksudnya, kalau ada pabrik mobil di Jawa maka Kaltim ini bisa menyiapkan apa. Misalnya saja, kita bisa menyiapkan bannya, atau alat lainnya sebagai penunjang kendaraan itu. Dengan seperti itu, maka ekonomi di Kaltim akan baik,” ujarnya.

Pemerintah pun harua mencari tahu akar persoalan penyebab enggannya investasi langsung yang masuk ke Kaltim. Pemprov dapat memperbaiki regulasi dengan mendengarkan masukan investor dan mendiksusikannya dalam menghilangkan hambatan investor.

Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng juga menyebutkan Kaltim harus mendorong dan membina sektor Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM).

“Meskipun, sumber daya alam (SDA) seperti batubara dan CPO sebagai pemasukan terbesar. Tapi, UMKM merupakan hilirisasi dari semua itu menjadi nilai tambah bagi masyarakat Kaltim pada umumnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper