Bisnis.com, BALIKPAPAN— Rencana pemerintah Malaysia menggarap proyek Jalan Trans-Borneo yang menghubungkan Sabah dan Sarawak ke calon Ibu Kota Negara (IKN) Kalimantan Timur diharapkan juga menguntungkan bagi Indonesia
Ketua Apindo Kalimantan Timur, Slamet Brotosiswoyo, menyambut baik rencana tersebut, tetapi keberadaan infrastruktur tersebut masih harus dikaji mendalam supaya pemerintah Indonesia juga bisa ikut berkontribusi dalam memobilisasi tenaga kerja dan menekan logistik. Apalagi kedepannya bisa membuka jalur perdagangan yang menguntungkan keduabelah pihak.
“Jangan hanya ternyata yang diuntungkan Malaysia saja. Misalnya hanya dimanfaatkan mengangkut CPO dari kaltim ke Malaysia saja. Jadinya rugi. Kalau lewat darat lebih efisien dan murah dari indonesia ke atau sebaliknya serta perdagangan Indonesia ke Malaysia apa yang bisa disinergikan,” ungkapnya Selasa (15/10/2019).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah juga harus menyiapkan industri yang bisa menyerap tenaga kerja dan menambah pendapat asli Indonesia. Apalagi, imbuh dia, Indonesia masih memiliki 2 juta hektar kelapa sawit tetapi belum ada produk turunan yang dibuat.
“CPO belum dibuat supaya dikehendaki menambah nilai plus bisa menciptakan penyerapan tenaga kerja. Apindo sendiri dengan berbarengan dengan kami berbicara masalah investasi,”imbuhnya.
Slamet menekankan rencana pemerintah Jiran tersebut masih dalam tahap paling awal dan baru bisa terlihat tindaklanjutnya setelah tahun depan. Pemerintah Indonesia dapat menyetujui untuk bekerja sama melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun korporasi swasta. Hal ini termasuk melibatkan apindo di dalamnya.
Baca Juga
Senada, Apindo Kaltara Herry Johanes mengatakan dengan Malaysia telah menetapkan anggaran bagi pembangunan Jalan Trans Borneo, Indonesia juga harus segera bersiap untuk berperan aktif. Hal itu juga sejalan dengan imbauan Gubernur Kaltim Isran Noor dan hal itu juga mendapat dukungan dari kepengurusan Apindo Pusat.