Bisnis.com, YOGYAKARTA—Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara menjadikan Kota Tarakan sebagai pilot project penggunaan alat pembayaran non-tunai melalui QR Code Indonesian Standard (QRIS).
Kepala Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara Hendik Sudaryanto mengatakan bahwa Tarakan dipilih sebagai pilot project penggunaan QRIS karena sudab memiliki infrastruktur yang memadai. "QR Code ini kan perlu jaringan [internet] yang bagus. Nah, Tarakan ini sudah tersedia jaringannya," disela Capacity Building Wartawan Ekonomi dan Bisnis Kalimantan Utara, Sabtu (9/11/2019).
Salah satu penerapan yang sudah berjalan adalah pada pusat wisata kuliner Baya Ngakan Mayo (Bangayo). Hendik mengatakan penerapan penggunaan pembayaran non-tunai di pusat wisata kuliner tersebut melampaui ekspektasi.
"Saya tidak memerkirakan kalau antusiasmenya begitu besar. Melampaui ekspektasi kami," katanya.
Dia berharap penggunaan QR Code meluas dan bisa masif digunakan. Misalnya, pemerintah daerah memanfaatkan QR Code untuk memungut retribusi bagi pedagang pasar di Kota Tarakan." Tinggal scan saja, pedagang mudah membayar retribusi. Pemerintah juga mengurangi risiko karena uangnya dalam bentuk elektronik," tuturnya.
Hendik menambahkan penggunaan pembayaran elektronik lebih efisien karena biaya distribusi uang kartal minim terjadi. Selain itu, negara juga dapat menghemat biaya mencetak uang. Pengguna pun lebih praktis karena tidak direpotkan dengan uang pecahan yang lebih kecil apabila ada uang kembali.