Bisnis.com, BALIKPAPAN -- Operator Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan akan mengoptimalkan pendapatan pada bulan akhir menyusul berakhirnya tahun ini dengan penutupan sementara Bandara APT Pranoto di Samarinda.
Penutupan APT Pranoto akan berlangsung hingga 15 Desember, karena perbaikan kerusakan pada landasan taxiway.
General Manager PT Angkasa Pura I Balikpapan Farid Indra Nugraha mengatakan, ada potensi pendapatan yang bisa dipacu lantaran selama APT Pranoto tutup sementara, akan ada 1.248 penerbangan yang dialihkan
“Ada pontensi pendapatan yang masuk sekitar Rp3,5 miliar selama pengalihan. Pendapatan termasuk air port tax, parkir pesawat, dan lainnya,” ungkapnya Minggu (24/11).
Namun, hal tersebut barulah perhitungan dari pihaknya. Pihaknya masih menantikan keputusan untuk menambah frekuensi penerbangan yang berada di tangan masing-masing maskapai.
"Kalau harapan kami tentunya penumpang juga bisa terdongkrak dan menahan laju penurunan penumpang,”imbuhnya.
Sebagai informasi, penumpang bandara di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan pada tahun ini melanjutkan tren penurunan. Kue penumpang terbagi ke bandara APT Pranoto.
Belum lagi minimnya porsi wisatawan, dan pertumbuhan ekonomi cenderung stagnan.
Menurutnya,faktor ibu kota negara (IKN) sampai sekarang belum berdampak ke jumlah penumpang. Dengan demikian penentu utama jumlah kenaikan penumpang masih berasal dari faktor ekonomi. Dia memperkirakan apabila pembangunan IKN sudah mulai mungkin dampak baru terasa
PT Angkasa Pura I, mencatat jumlah penumpang pesawat sampai hingga Oktober turun hingga 30,31%. Tahun ini, jumlah penumpang mencapai 3.987.964 jiwa, sedangkan tahun lalu diperiode yang sama sebesar 5.722.059 jiwa.
Lebih rinci, untuk penumpang domestik tahun lalu mencapai 5.674.881, sedangkan tahun ini 3.944.291 atau turun 30 persen. Penumpang internasional juga turun. Tahun lalu diperiode sama 47.178, tahun ini hanya 43.673 atau turun 7 persen.
Frekuensi pesawat di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan juga turun diangka -15,47 persen. Tahun lalu diangka 51.777, tahun ini hanya 43.767 domestik dan internasional.
Farid pun menyayangkan belum optimalnya pengembangan dari sektor pariwisata.
"Sektor ini dinilai bisa menjadi peluang. Pangsa pariwisata untuk penumpang pesawat masih kecil. Share-nya masih sekitar 15 persen,” imbuhnya.
Ketua Nawacita Pariwisata Indonesia (NCPI) Kaltim Joko Purwanto mengatakan, di Kaltim, penerbangan lewat Balikpapan tidak susah, dan sudah standar internasional. Kemudian, dari sisi potensi wisata, juga memiliki Derawan dan Pulau Balabalagan.
“Wisata hutan, ada bukit bangkirai, wisata di ITCHI, hutan lindung sungai wain dan lainnya. Bagi mata wisatawan asing ini sangat menarik,” ungkapnya.
Menurutnya, potensi ini sudah cukup, hanya promosinya yang kurang.
Infrastruktur bisa saja menyusul, apalagi jika masuk dalam pengembangan pariwisata, sudah jelas infrastruktur yang masuk besar dari pemerintah.
"Tinggal mempercantik saja. Kalau porsi pariwisata ini bisa digarap, bisa menghidupkan bandara dan juga berkontribusi pada ekonomi daerah," jelasnya.
Kepala Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Kaltim Syafranuddin menyebutkan penutupan harus dilakukan karena akan ada dua kegiatan pekerjaan di bandara pengganti Bandara Temindung tersebut.
Pekerjaan pertama adalah pemasangan Air Field Lighting (AFL) System atau lampu runway termasuk lampu-lampu di sekitar exitway, apron dan taxyway. Pekerjaan ini menjadi beban UPBU APT Pranoto dengan pembiayaan bersumber dari APBN senilai Rp12 miliar.
Lighting (AFL) System atau lampu runway termasuk lampu-lampu di sekitar exitway, apron dan taxyway. Pekerjaan ini menjadi beban UPBU APT Pranoto dengan pembiayaan bersumber dari APBN senilai Rp12 miliar.
AFL System adalah alat bantu pendaratan visual yang berfungsi membantu dan melayani pesawat terbang selama tinggal landas, mendarat dan melakukan taxi agar dapat bergerak secara efisien dan aman.
Pekerjaan kedua adalah peningkatan struktur exitway sepanjang 100 meter oleh Dinas Perhubungan Kaltim dengan pendanaan APBD Provinsi Kaltim sebesar Rp3 miliar.
Pekerjaan kedua ini merupakan rekomendasi teknis dari Direktorat Bandar Udara dan Tim Panel Ahli Bandara Kemenhub RI.
Rekomendasi diberikan akibat exitway mengalami kerusakan akibat tingginya beban lintas pesawat yang melebihi kapasitas perencanaan awal bandara. Exitway akan ditingkatkan dengan agregat setinggi 30 cm dan aspal setebal 12 cm.
Setelah pemasangan AFL System (lampu runway) ini, maka diharapkan permasalahan pengalihan pendaratan ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan akibat kabut tidak akan terjadi lagi.