Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan impor Kalimantan Utara mengalami penurunan sebesar 27,50 persen dari US$71 juta pada Januari Oktober 2018 menjadi US$51,47 juta pada Januari-Oktober 2019.
Kontribusi impor Kaltara tertinggi disumbang dari non migas sebesar US$50,72 juta mencakup hasil industri sebesar US$46,53 juta, hasil tambang sebesar US$3,93 juta dan hasil pertanian US$0,26 juta. Adapun impor Kaltara dari sektor migas mencapai US$0,76.
Kaltara mendatangkan barang dari luar mencakup perabotan, keperluan tidur, kasur, alas kasur, bantalan kursi, lampu dan alat kelengkapan penerangan, papan atau tanda ilumniasi, dan bangunan prefabrikasi sebesar US$5,39 juta.
Tembakau dan pengganti tembakau dipabrikasi sebesar US$6,47 juta, mesin dan perlengkapan elektris serta bagiannya, perekam dan pereproduksi suara atau gambar dan suara televisi, dan bagian serta aksesoris dari barang tersebut sebesar US$3,36 juta.
Reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis sebesar US$23,05 juta, kayu dan barang dari kayu, arang kayu sebesar US$0,29 juta.
Instrumen dan aparatus optis, fotografi, sinematografi, pengukur, pemeriksa, presisi, medis dan bedah sebesar US$0,06 juta dan karet sebesar US$0,08 juta.
BPS menginformasikan impor migas Kaltara dari China sebesar US$34,89 juta, Malaysia sebesar US$5,04 juta dan Singapura sebanyak US$8,09 juta.