Bisnis.com, BALIKPAPAN - Proyek ibu kota negara baru (IKNB) rupanya belum membawa berkah bagi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan yang mengalami kerugian Rp55 miliar selama 2019.
PT Angkasa Pura I (Persero) cabang Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur mencatatkan kerugian Rp55 miliar pada 2019. Padahal targetnya harus untung Rp110 miliar.
General Manager PT Angkasa Pura (AP) I Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Farid Indra Nugraha mengatakan bahwa beroperasinya Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda membuat sebaran penumpang terbagi. Sebagian pasar Balikpapan jadi hilang.
Sementara itu adanya tol Balikpapan-Samarinda yang diharapkan dapat menarik penumpang tidak berpengaruh pada pendapatan. Ini sesuai prediksinya.
Oleh karena itu, pengelola bandara mencoba alternatif pendapatan lain. Salah satunya dengan menambah rute internasional.
"Rencananya ke Kuala Lumpur (Malaysia) dan Seri Begawan (Brunei Darussalam). Dalam waktu dekat Air Asia [beroperasi]," katanya di Bandara Sepinggan, Rabu (19/2/2020).
Alternatif selain pada rute internasional adalah pendapatan selain penerbangan. AP I mengembangkan bisnis hotel dan penyewaan hanggar. Sektor ini sedang difokuskan.
Dengan begitu, diharapkan kerugian bisa ditekan. AP I menargetkan tahun ini defisit Rp10 miliar dan menaikkan total pendapatan dari Rp450 miliar pada 2019 jadi Rp600 miliar.
Farid menjelaskan bahwa AP I tidak mungkin berharap pada penumbuhan penerbangan. Karena jumlah penumpang dipengaruhi oleh ekonomi lokal. Jika tidak ada gairah, itu berpengaruh juga terhadap penggunaan jasa penerbangan.
"Nah kita kolaborasi dengan airline, dinas pariwisata, pemkot [pemerintah kota], pemrov [pemerintah provinsi]. Harus elaborasi bagaimana penyiapan destinasi wisata demikian rapih sehingga banyak orang yang datang ke sini. Berkah ibu kota negara masih belum terasa," jelasnya.