Bisnis.com, BALIKPAPAN - Kalimantan Timur mengebut target-target kerja dari berbagai lini menyambut perpindahan ibu kota negara baru dari Jakarta ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Salah satunya di sektor pariwisata.
Akan tetapi, dana yang minim membuat Kalimantan Timur (Kaltim) sulit mengembangkan industri tourism. Tahun lalu, anggarannya hanya sekitar Rp18 miliar.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengatakan bahwa agar dapat alokasi khusus, daerah perlu merumuskan rencana induk pembangunan pariwisata daerah (RIPPDA). Isinya terkait perencanaan, visi, cita-cita, strategi yang akan dikembangkan, dan cara pembangunannya.
“Salah satu syarat untuk mendapatkan alokasi dana khusus dari pemerintah pusat adalah perencanaan yang dituangkan dalam RIPPDA,” katanya di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (28/2/2020).
Hetifah menjelaskan bahwa pemerintah daerah di Kaltim masih ada yang belum menyusun RIPPDA. Padahal potensi wisata Bumi Etam banyak. “Saat ini banyak pariwisata di daerah yang menjadi prioritas pembangunan salah satunya adalah Derawan,” jelasnya.
Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, devisa yang didapat dari sektor pelancongan pada 2018 mencapai USD19,29 miliar. Jumlah itu naik menjadi USD20 miliar tahun lalu.
Baca Juga
Sementara dari sisi ekspor industri kreatif meningkat tipis kurang dari 2 persen. Besarannya USD21,2 miliar menjadi USD22,06 miliar pada 2019.