Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaltim Tungggu Alat Tes Cepat dari Pemerintah Pusat

Per hari ini, total ODP di Kaltim 208 orang. Rinciannya 109 warga selesai masa inkubasi dan tersisa 99 orang. Sementara pasien dengan pengawasan total 39 kasus. Dari jumlah tersebut, 11 negatif, 3 positif, dan 25 menunggu hasil.
Cobas 8800, alat deteksi virus corona produksi perusahaan farmasi Roche/Twitter@KEMRI-Kenya
Cobas 8800, alat deteksi virus corona produksi perusahaan farmasi Roche/Twitter@KEMRI-Kenya

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Presiden Joko Widodo meminta agar segera dilakukan tes cepat atau rapid test di berbagai daerah. Alat pengecekan juga diperbanyak di rumah sakit baik pemerintah maupun swasta.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) Andi M. Ishak mengatakan bahwa siap melakukan arahan tersebut. Akan tetapi alat tersebut masih belum sampai di wilayahnya.

“Itu kan baru permintaan presiden. Kalau ada, pasti kementerian yang akan paling tidak bagikan ke semua. Kita tunggu semua efektivitas permintaan itu. Kalau perlu kita akan beli juga,” katanya saat dihubungi, Kamis (19/3/2020).

Andi menjelaskan bahwa sebenarnya sudah banyak pihak yang menawarkan alat tes. Akan tetapi dia akan komunikasi dengan Kementerian Kesehatan terkait standar barang tersebut.

“Kita tidak tahu nih yang diremomendasikan oleh kementerian yang mana. Banyak yang tawarkan,” jelasnya.

Tes cepat dilakukan pemerintah provinsi apabila orang dengan pantauan (ODP) bertambah banyak. Penyebarannya diakui Andi semakin cepat.

Per hari ini, total ODP di Kaltim 208 orang. Rinciannya 109 warga selesai masa inkubasi dan tersisa 99 orang. Sementara pasien dengan pengawasan total 39 kasus. Dari jumlah tersebut, 11 negatif, 3 positif, dan 25 menunggu hasil.

Sementara itu pemerintah provinsi terus mengimbau agar warganya mengikuti arah dengan menerapkan jarak sosialisasi. Selain itu juga jangan keluar rumah apabila sangat perlu.

Untuk mendukung tersebut, Kaltim telah meliburkan kegiatan belajar mengajar. Pekerja yang bisa tidak melakukan tugasnya di kantor bisa diselesaikan di rumah.

“Jangan beraktivitas. Itu membantu memutus penularan. Di samping juga memutus orang yang baru datang dan kemungkinan terkontaminasi sehingga tidak menyebar banyak,” ucap Andi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler