Bisnis.com, PALANGKA RAYA – Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah untuk triwulan I/2020 mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalteng Rihando mengemukakan perlambatan itu juga sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan I/2020 sebesar 2,95 persen (year on year).
“Itu lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV/ 2019 yang mencapai 6,02 persen,” ungkap Rihando melalui rilis di Palangka Raya, Kalteng, pada Selasa (12/5/2020).
"Kalau catatan kami, ada beberapa indikator terjadinya pelambatan pertumbuhan ekonomi di Kalteng. Salah satunya dari sisi pengeluaran, kinerja sektor eksternal yang menurun menjadi penyebab utama," lanjutnya.
Menurut dia, ekspor Kalteng pada triwulan I/2020 terkontraksi cukup dalam, yakni sebesar minus 9,14 persen (year on year), dibandingkan triwulan IV/2019 yang terkontraksi sekitar 6,61 persen (year on year). Komoditas terkontraksinya ekspor itu terutama pada minyak kelapa sawit dan karet.
Dia menjelaskan penurunan ekspor minyak kelapa sawit disebabkan permintaan industri negara mitra dagang yang terdampak pandemi virus corona Covid-19. “Selain itu, pelemahan harga batu bara global menjadi penyebab terkontraksinya ekspor pada triwulan I/2020," kata Rihando.
Baca Juga
Meski begitu, BI mencatat di sisi permintaan domestik, Kalteng masih cukup kuat di tengah mulai merebaknya pandemi Covid-19 pada triwulan I/2020.
Konsumsi rumah tangga juga tercatat mengalami pertumbuhan 5,11 persen (year on year), sekalipun sedikit melambat pada triwulan IV/2019.
Sementara dari sisi lapangan usaha, pelambatan ekonomi Kalteng pada triwulan I pada 2020, disebabkan kinerja perkebunan maupun industri pengolahan kelapa sawit. Tercatat pada triwulan I/2020 lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan melambat 1,16 persen, serta industri pengolahan 0,75 persen.
"Perkiraan kami, pada triwulan II ini pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I/2020. Pertumbuhan ekonomi Kalteng triwulan II diperkirakan dikisarn lebih kurang 0,1 hingga 0,5 persen," papar Rihando,