Bisnis.com, BALIKPAPAN – Sebagai calon ibu kota negara baru, mayoritas warga Kalimantan Timur melek internet. Akan tetapi penetrasinya terendah kedua di Pulau Borneo.
Berdasarkan data terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APPJII) yang dilakukan pertengahan tahun lalu, penggunaan internet tertinggi pada 2018 ada di Kalimantan Barat dengan persentase 80 persen dari total penduduk yang ada.
Penetrasi internet kedua ada di Kalimantan Selatan sebesar 76,4 persen. Kalimantan Tengah terbesar ketiga yaitu 70 persen.
Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai calon ibu kota baru terendah kedua dari lima pecahan provinsi, sebesar 67,8 persen. Kalimantan Utara yang merupakan wilayah baru yaitu 60 persen.
Di tengah penyusunan regulasi perpindahan ibu kota, pemerintah gencar membangun infrastruktur. Tahun ini, jalan tol yang merupakan trans Kalimantan pertama bakal beroperasi secara penuh.
Dari rute Balikpapan-Samarinda ini, nantinya akan berkembang sehingga Borneo dapat dilalui dengan nyaman via darat. Dengan begitu perekonomian di wilayah yang tadinya kurang terjamah jadi bergeliat.
Tentu membentangnya jalan juga harus dibarengi dengan ketersediaan jaringan. General Manager Network Operation and Quality Management Telkomsel Regional Kalimantan, Rahmad Putra Jaya mengatakan bahwa perusahaannya terus membangun pemancar atau BTS (base transceiver station) untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Saat ini, jumlah BTS 4G Telkomsel di Kalimantan ada 1.000 buah. Dari total tersebut, 400 di antaranya ada di Kaltim. Sementara pada 2020 sudah 300 pemancar baru yang mengudara.
Wilayah Kalimantan yang luas dan belum semua teraliri listrik menjadi salah satu kendala dalam membangun pemancar. Kerja sama dan bantuan bersama PT PLN (Persero) dalam mengaliri listrik tentu mempercepat pendirian jaringan.
“Sehingga kita bisa menumpang [membangun pemancar di situ]. Karena cost-nya cukup besar mengandalkan solar atau genset selama 24 jam,” katanya saat dihubungi melalui sambungan video.
Meski begitu, kendala tersebut tidak menjadi penghalang Telkomsel dalam membangun BTS. Ada inovasi dalam menekan biaya tinggi jika suatu daerah belum atau jauh dari listrik.
Rahmad menjelaskan bahwa Telkomsel menggunakan perangkat konsumsi yang dayanya tidak terlalu banyak. Pembangunan BTS di satu daerah tidak sama perlakuannya.
Umumnya, BTS menggunakan genset. Akan tetapi tidak semuanya memakai bahan bakar solar. Telkomsel mengombinasi dengan tenaga matahari, baterai, atau diesel.
Ini membuat konsumsi listrik selain lebih murah juga ramah lingkungan. Cara tersebut adalah standar yang digunakan bukan hanya pembangunan BTS di Kallimantan, tapi juga seluruh Indonesia.
Di sisi lain, Rahmad menjamin jaringan Telkomsel di seluruh kabupaten dan kota Kalimantan. Sinyal yang ada juga terbesar dibanding operator lain.
“Artinya Telkomsel sudah membangun untuk melek internet. Untuk speed, Kalimantan ini average yang 4G rata-rata 10-15 Mbps. Kiya garansi untuk berikan kenyamanan kepada pelanggan,” jelasnya.