Bisnis.com, BALIKPAPAN – Hotel-hotel di Samarinda dan wilayah di Kalimantan Timur akan diarahkan untuk mendukung kunjungan wisatawan berkualitas.
“Jadi yang harus kami jamin bagaimana kesehatan, kebersihan. Sehingga mereka [pengunjung] senang dan datang kembali. Jadi mereka tidak kapok dan terbiasa dengan Covid-19,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Sri Wahyuni, Jumat (19/7/2020).
Menurutnya, akibat pandemi Covid-19 jumlah kunjungan wisatawan di Kalimantan Timur anjlok dalam. Ini tercermin dari tingkat hunian hotel yang berada di bawah 50 persen. Jumlah wisatawan asing di wilayah ini rata-rata tinggal 43 orang setiap bulannya.
Sri menyebutkan untuk memulihkan ekonomi sektor wisata, pihaknya telah mulai mengaktifkan tempat wisata.
Perinciannya, di Samarinda, dari 27 daya tarik wisata (DTW) yang ditutup, sudah ada 10 yang dibuka kembali. Kutai Kartanegara membuka empat dari 16 DTW.
“Sementara di Bontang dari 10 kawasan wisata yang ditutup, sembilan di antaranya sudah dibuka per 4 Juli lalu. Dan Balikpapan baru mulai dibuka bertahap pada 11 Juli dari 21 DTW yang ditutup,” katanya.
Baca Juga
Sri menjelaskan bahwa program yang disebut reaktivasi wisata domestik ini hanya untuk warga lokal. Pada Agustus hingga Oktober kegiatan direncanakan akan diperluas. Syaratnya masyarakat sudah memulai kebiasaan baru. Setelah itu baru masuk fase wisatawan antarkota di satu provinsi.
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo menuturkan bahwa dalam keadaan pandemi sebaiknya pemerintah bisa menyelesaikan masalah utama dalam sektor pariwisata. Permasalahan itu untuk memperbaiki jumlah wisawatan asing yang mau datang kembali atau repeater.
Berdasarkan rapat dengan Kementerian Pariwisata sebelumnya, hanya 37 persen wisman yang mau datang kembali ke Indonesia, termasuk Kaltim. Penyebabnya selain biaya liburan yang mahal, kondisi lokasi juga jorok.
“Sudah tahu repeater rendah tapi yang program yang menonjol malah promosi. Saya tidak melihat promosi menjadi solusi rendahnya repeater. Jadi kita fokus tinggikan repeater,” ucapnya.
Dalam kesempatan terpisah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mengatakan bahwa saat ditunjuk menjadi pembantu presiden, strategi yang dibuat untuk menarik wisatawan asing adalah turisme yang kualitas.
Mantan pendiri Net TV itu menggarisbawahi berkualitas bukan berarti sesuatu yang mewah. Akan tetapi pengalaman berkelas.
Mutu tinggi itu bukan selalu membangun hotel mewah. Akan tetapi sesuatu yang unik, berbeda, dan tidak pernah dirasakan oleh orang sebelumnya.
Dia mencontohkan Negeri Bhutan. Di sana, hotel berbintang bisa dihitung jari. Akan tetapi restoran ada di mana-mana. Tempat makan itu ada di rumah warga.
Pelancong tinggal mengetuk rumah warga jika lapar. Penduduk setempat sudah dilatih oleh pemerintah untuk menyediakan masakan yang sesuai standar. Suasana itu yang dijual.
“Jadi, premium itu tidak harus mewah tapi pengalaman yang unik. Orang luar negeri seperti Amerika, Sydney, dan London tidak mau ke Indonesia jika yang ditawarkan sama saja daripada keseharian dia.”