Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemodal Rusia Hengkang, China Lirik Proyek KA Kaltim Rp53 Triliun

Perusahaan jasa konstruksi asal Tiongkok, China Railway Liuyuan Group Co, Ltd (CRL) menyampaikan keinginannya untuk menggelontorkan investasi di bidang infrastruktur di Kaltim.
Potret kereta cepat melintas di China./www.chinadiscovery.com
Potret kereta cepat melintas di China./www.chinadiscovery.com

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Kalimantan Timur tengah mencari investor baru yang siap melanjutkan pembangunan rel kereta api. Rusia sebagai penanam modal sebelumnya mengundurkan diri di tengah jalan.

Kepala Biro Humas Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Syafranuddin mengatakan bahwa calon investor baru datang dari China. Mereka mengaku tertarik dan pernyataan tersebut disampaikan pada Januari lalu.

“Perusahaan jasa konstruksi asal Tiongkok, China Railway Liuyuan Group Co, Ltd (CRL) menyampaikan keinginannya untuk menggelontorkan investasi di bidang infrastruktur di Kaltim,” katanya saat dihubungi, Senin (20/7/2020).

Pria yang disapa Ivan ini menjelaskan bahwa CRL langsung menunjukkan bahan presentasi di Kantor Kaltim. Akan tetapi pertemuan untuk membahas kelanjutan proyek belum berlanjut.

“Bulan Maret lalu, tanggal 18 Maret 2020 akhirnya tim China tidak datang karena Covid-19,” jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan bahwa banyak investor yang tertarik dengan pembangunan kereta api. Akan tetapi dia enggan menyebut siapa saja. 

“Apabila nantinya Tiongkok jadi atau tertarik maka akan diberikan kemudahan pelayanan,” jelasnya.

Berdasarkan keterangan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), kereta api Kaltim merupakan proyek pembangunan ular besi jalur tunggal sepanjang 203 km. Nilai investasi diperkirakan Rp53,3 triliun.

Rencananya, jalur akan melintasi empat kabupaten dan kota. Semuanya yaitu Kutai Barat, Paser, Penajam Paser dan Balikpapan. Sepanjang jalur bakal didukung infrastruktur meliputi stasiun, dermaga batubara, pelabuhan, dan pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas 15 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper