Corona Bikin Sektor Pertambangan Lesu, Ekonomi Kaltim Kontraksi

Pada kuartal II tahun ini, ekonomi Kalimantan Timur terkontraksi sebesar -5,46 persen.
Kaltim Kariangau Terminal. /Kaltim Kariangau
Kaltim Kariangau Terminal. /Kaltim Kariangau

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Laju ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami kontraksi sejalan dengan pelemahan ekonomi global. Pada kuartal II, pertumbuhannya mengalami kontraksi -5,46 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk Cahyono mengatakan bahwa penurunan ekonomi faktor utamanya adalah dampak dari pandemi Covid-19.

“Namun demikian, penurunan yang lebih dalam tertahan oleh kinerja investasi yang masih tumbuh sebesar 0,20 persen secara year on year [dibandingkan periode yang sama tahun lalu],” katanya kepada wartawan, Kamis (6/8/2020).

Tutuk menjelaskan bahwa berdasarkan lapangan usaha (LU), penurunan pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan Il bersumber pada lesunya kinerja utama, khususnya pertambangan.

Penurunan kinerja pertambangan disebabkan oleh melemahnya permintaan batubara negara tujuan ekspor akibat kebijakan lockdown di beberapa negara dan produksi batubara yang berlebih.

Kinerja perdagangan, transportasi, serta akomodasi makan dan minum juga turut mengalami penurunan yang sejalan dengan melemahnya daya beli masyarakat di tengah adanya kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat di wilayah Kaltim.

Lesunya ekonomi Kaltim yang lebih dalam tertahan oleh kinerja investasi serta kinerja konstruksi. BI mencatat realisasi penanaman modal asing (PMA) pada triwulan ll mencapai Rp1,58 triliun, setelah sebelumnya tercatat Rp0,97 triliun pada triwulan I.

Sementara itu, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) triwulan ll mencapai Rp5,8triliun. Lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I Rp3,7 triliun.

Tutuk menuturkan bahwa pertumbuhan Kaltim pada 2020 diprakirakan akan mengalami kontraksi pada level yang rendah. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh pandemi serta menurunnya aktivitas ekonomi domestik sebagai dampak kebijakan pembatasan sosial berskala besar.

“LU konstruksi dan konsumsi pemerintah diprakirakan akan menahan penurunan perekonomian yang lebih dalam sejalan dengan berlanjutnya pembangunan proyek Refinery Development Master Plan Balikpapan serta dampak berbagai stimulus pemerintah dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional,” jelasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper