Menuju Kemandirian dan Kesejahteraan Nelayan Bontang, Dirut Pupuk Kaltim Optimalkan Pembinaan Kawasan Pesisir

Rahmad Pribadi mengatakan kemandirian masyarakat bisa tercapai tanpa memaksakan sebuah budaya baru dan itu yang dilakukan Pupuk Kaltim dengan mengembangkan potensi yang ada.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi saat berkunjung ke CSV Keramba Jaring Apung (KJA) yang mampu mendorong kemandirian nelayan melalui sektor budidaya lobster dan kerapu./JIBI-Istimewa
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi saat berkunjung ke CSV Keramba Jaring Apung (KJA) yang mampu mendorong kemandirian nelayan melalui sektor budidaya lobster dan kerapu./JIBI-Istimewa

Bisnis.com, BONTANG—Optimalkan pengembangan CSR Perusahaan, Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi meninjau 2 lokasi binaan di kawasan pesisir Bontang, yakni Program Better Living in Malahing di pemukiman atas air Malahing Kecamatan Bontang Selatan, serta Creating Shared Value (CSV) Keramba Jaring Apung (KJA) di perairan Tanjung Limau, pada 9 September 2020.

Pada Better Living in Malahing, berbagai program pemberdayaan dan pembinaan yang telah dilaksanakan Pupuk Kaltim sejak 2016 mendapat perhatian khusus Rahmad Pribadi. Mulai pengelolaan kawasan hijau, tingkat kesehatan masyarakat, pendidikan anak, pemberdayaan ibu rumah tangga, budidaya keramba, pengelolaan potensi kelautan, hingga tahapan menuju ekowisata. Menurut dia, Malahing sebagai salah satu kawasan pesisir Bontang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan, baik untuk peningkatan kesejahteraan nelayan maupun sektor pariwisata.

Hal ini pula yang mendasari pembinaan Pupuk Kaltim, agar masyarakat Malahing tak hanya bergantung pada aktivitas melaut, tapi juga mampu menggali berbagai potensi dari pengelolaan dan pengolahan sumber daya kelautan.

“Malahing merupakan kawasan yang cukup unik dan berpotensi untuk dikembangkan, makanya Pupuk Kaltim hadir melakukan pembinaan tanpa harus merubah kultur yang sudah terbangun,” ujar Rahmad Pribadi.

Empat tahun dibina, masyarakat Malahing kini telah mampu mengembangkan berbagai sektor seperti budidaya teripang dan rumput laut, produk kesehatan dan kecantikan, makanan olahan hasil laut, serta pembuatan batik cap dengan 3 motif, termasuk pemukiman yang kini lebih hijau, dikembangkan melalui keterampilan hidroponik, pemanfaatan wc komunal, serta peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat.

“Kemandirian masyarakat bisa tercapai tanpa memaksakan sebuah budaya baru dan itu yang dilakukan Pupuk Kaltim dengan mengembangkan potensi yang ada,” tambah Rahmad.

Begitu pula pengelolaan CSV Keramba Jaring Apung (KJA), mampu mendorong kemandirian nelayan melalui sektor budidaya lobster dan kerapu. Nelayan binaan yang kini tergabung dalam Koperasi Bontang Ekonomi Pariwisata dan Maritim (BEM), berhasil mereplikasi program tersebut di dua kawasan baru, yakni perairan Gusung dan Bontang Kuala, dengan hasil mencapai 1,5 ton untuk satu kali panen. Apalagi nilai jual lobster dan kerapu terbilang sangat tinggi, tak hanya di Indonesia, tapi juga dunia. Potensi ini menurut Rahmad harus terus dikembangkan untuk mendorong kesejahteraan dan kemandirian nelayan binaan secara signifikan.

“Hasilnya sudah terlihat, baik kualitas produksi maupun olahan yang tidak kalah dengan pusat lobster lainnya. Program ini akan terus direplikasi agar kesejahteraan nelayan Bontang semakin meningkat,” tutup Rahmad Pribadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper