Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketergantungan Pasokan Pangan dari Luar Daerah Tinggi, Begini Langkah Balikpapan Mengatasi

85 persen pengadaan pangan saat ini berasal dari luar daerah yaitu Sulawesi dan Surabaya.
Bawang merupakan komoditas yang sedianya dikembangkan Balikpapan./Bisnis-Arief Hermawan P
Bawang merupakan komoditas yang sedianya dikembangkan Balikpapan./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan membuat sebuah program kerja yang dinilai dapat menjaga stabilitas pasokan pangan lokal.

Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Heria Prisni mengatakan bahwa saat ini mayoritas pangan lokal berasal dari luar daerah. Oleh karena itu, ia menilai bahwa Kota Balikpapan sangat bergantung dengan produksi luar tersebut.

“85 persen pengadaan pangan saat ini berasal dari luar daerah yaitu Sulawesi dan Surabaya, sedangkan 15 persen didapatkan dari dalam daerah,” katanya, Rabu (7/10/2020)

Untuk hasil pangan lokal berupa sayuran didapatkan dari daerah Balikpapan Utara, Balikpapan Timur, dan Balikpapan Barat yang mana terdapat lahan seluas 20 hektare di daerah Gunung Bubukan.

Selanjutnya, Heria juga menilai untuk saat ini tidak ada kendala meskipun daerah lokal hanya menyediakan pasokan pangan sebesar 15 persen, dikarenakan pengiriman dari jalur darat, laut, dan udara tetap lancar sehingga masih dapat mencukupi kebutuhan pangan di Balikpapan.

Meskipun jumlah pangan cukup, harga pangan dapat berubah sesuai dengan kondisi tertentu seperti saat kondisi lebaran dan hari besar lainnya.

Untuk saat ini, pihak DP3 sedang mencoba untuk mengurangi dampak ketergantungan pangan dengan cara membuat Program Pangan Keluarga Mandiri Terpadu (Pagar Mantep) yang akan bekerja sama dengan pihak dari luar daerah.

“Kita bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan dalam pemenuhan bawang merah bersama distributor sini yang [akan] direalisasikan MoU tersebut pada tahun 2021,” paparnya

Dengan demikian, diharapkan dalam menghadapi Hari-Hari Besar seperti lebaran, pangan dapat tersedia dengan harga yang stabil. Kemudian langkah selanjutnya dari program tersebut adalah memanfaatkan lahan pekarangan yang saat ini sedang digalakkan oleh pihaknya agar masyarakat dapat memanfaatkan tanaman pekarangan sehingga mencukupi kebutuhan di tingkat keluarga.

“Jadi itu yang membantu kita sehingga nanti [tingkat] ketergantungan nya tidak 85 persen lagi walaupun [nanti] tidak bisa [mencukupi] 100 persen karena luasan lahan kita yang kecil,” katanya

Sejauh ini, Heria menyatakan kerja sama tersebut sudah di proses di tingkat Kota Balikpapan dan baru-baru ini pihaknya telah melakukan virtual meeting bersama Pemerintah Kabupaten Enrekang, Kelompok Tani penghasil bawang merah Enrekang, dan Dinas Pertanian Enrekang .

Heria juga mengungkapkan bahwa program Pager Mantep telah didukung oleh Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Timur dan Kepala Pusat Persediaan dan Ketersediaan Pangan oleh Kementrian Pertanian (Kementan).

“Karena mereka (Kementan) ada program subsidi ongkos angkut saat harga bawang naik, [namun] apabila harga sangat anjlok sekali nanti ada subsidi untuk petani (penghasil) sehingga bisa dijual dengan standar yang mana petani tidak dirugikan dan konsumen merasakan harga normal,” jelasnya.

Program pagar mantap adalah program yang melibatkan masyarakat untuk menjaga ketahanan pangan keluarga dengan menanam tanaman yang produktif di pekarangan rumah sehingga dapat mengurangi ketergantungan pangan dari luar.

Dalam pembuatan program ini Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan menyadari bahwa belum optimalnya ketahanan pangan kota Balikpapan melalui pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan lahan pekarangan. Sehingga dalam menjalankan program tersebut dibuat beberapa strategi seperti penerbitan perwali, penyusunan petunjuk teknis dan penyusunan program SOP program Pager Mantep.

Implementasi program ini sendiri berupa pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan lahan pekarangan milik masyarakat dari 0 menjadi 10 hektar, hadirnya aplikasi program Pagar Mantep online berkelanjutan yang dapat diakses berbagai pihak serta perjanjian kerjasama dengan penghasil luar sehingga dapat dicapai hasil sebanyak 1.600 KK yang memanfaatkan lahan sebanyak 10 hektare.

Agar program ini dapat berjalan sukses, pihak Heria telah bekerja sama dengan pihak Pemerintah Kota Balikpapan dalam membuat Perwali yang dapat menjadi payung hukum sekaligus mendukung masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan tersebut.

Heria sangat yakin dengan program ini dapat berhasil karena ditengah kondisi Covid-19 banyak masyarakat yang mulai memanfaatkan lahan pekarangan untuk bertani dan bahkan ada yang melakukan budidaya ikan lele sendiri hingga dapat dijual kembali.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper