Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaltim Perlu Ambil Momentum Kembangkan Industri Pengolahan

Webinar yang berlangsung pada Selasa (13/10) tersebut menghadirkan narasumber Deputi Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan, Kepala Bappeda Provinsi Kaltim Aswin, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono, dan Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi.
Bisnis Indonesia Perwakilan Balikpapan menggelar webinar berkolaborasi dengan Pupuk Kaltim, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan mengambil temaIndustri Pengolahan Masa Depan Ekonomi Kaltim./JIBI
Bisnis Indonesia Perwakilan Balikpapan menggelar webinar berkolaborasi dengan Pupuk Kaltim, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan mengambil temaIndustri Pengolahan Masa Depan Ekonomi Kaltim./JIBI

 

Bisnis.com, BALIKPAPAN—Bisnis Indonesia Perwakilan Balikpapan menggelar webinar berkolaborasi dengan Pupuk Kaltim, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan mengambil tema Industri Pengolahan Masa Depan Ekonomi Kaltim.

 

Webinar yang berlangsung pada Selasa (13/10) tersebut menghadirkan narasumber Deputi Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan, Kepala Bappeda Provinsi Kaltim Aswin, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono, dan Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi.

 

Sebagai keynote speaker, Deputi Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan mengatakan bahwa realisasi investasi di Kalimantan Timur berkontribusi sebesar 12,1% dari total realisasi investasi nasional periode 2015 hingga Juni 2020. Realisasi investasi tersebut sebagian besar berada di Balikpapan (Rp33,39 triliun) dan Kabupaten Kutai Timur (Rp33,07 triliun).

 

“Sementara kalau dilihat dari pertumbuhan ekonominya, Kaltim masih mengandalkan pertambangan dan penggalian. Industri pengolahan ada di posisi kedua dengan persentase 18,28%,” ujarnya, Selasa (13/10/2020).

 

Nurul mengatakan bahwa ada beberapa sektor yang potensial sebagai lokasi investasi di Kalimantan Timur, yakni agroindustri, pariwisata, migas dan batu bara serta infrastruktur dan energi. 

 

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kalimantan Timur Aswin mengungkapkan bahwa Kaltim telah mempersiapkan perubahan ekonomi menuju pembangunan yang lebih seimbang, yakni antara pemanfataan potensi sumber daya alam untuk pertumbuhan ekonomi dengan jaminan keberlanjutan untuk generasi mendatang.

 

“Karena itu, strategi dari arah kebijakan sektor industri Kaltim adalah peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditi unggulan daerah,” tuturnya.

 

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono mengatakan bahwa pengembangan industri hilir menjadi fokus utama dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Kaltim 2021 yang sejalan dengan tematik rencana kerja pemerintah (RKP) 2021 yang bertujuan untuk meningkatkan industri dan pariwisata.

 

“Percepatan transformasi ekonomi menjadi isu strategis utama mengingat Kaltim sebagai Ibu Kota Negara Baru akan dirancang untuk tidak bergerak di sektor esktraktif,” tuturnya.

 

Kaltim, tambah Tutuk, memiliki kawasan yang diharapkan mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi, yakni kawasan untuk hilirasasi sumber daya alam dan kawasan untuk pariwisata berkualitas. “Mulai dari batu bara, CPO, petrokimia, serta KEP Derawan, dan Tenggarong International Folk Festival,” tuturnya.

 

Kawasan industri petrokimia di Bontang bisa menjadi success story karena sudah berdaya saing dan dapat terus dikembangkan untuk menampung industri petrokimia terkait yang dibutuhkan domestik dalam rangka substitusi impor.

Dia menambahkan Kaltim perlu mengambil momentum pengembangan industri pengolahan mengingat potensinya yang sangat terbuka.

 

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menambahkan bahwa ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari hilirisasi industri. Contohnya, Rahmad mencontohkan apabila gas alam dijual langsung dalam bentuk LNG sebanyak 100 MMSCFD atau 33.000 MMSCFY mendapatkan pendapatan senilai US$164 juta. 

 

“Sementara kalau dijual dalam bentuk ammoniak, pendapatannya bisa mencapai US$346 juta, atau dua kali lipat lebih,” tuturnya.

 

Pupuk Kaltim sudah menjalankan pengolahan produk di dalam kawasan industrinya. Selain menjalankan hilirisasi industri Pupuk Kaltim juga tetap mendukung program ketahanan pangan sebagai tugas utama dari negara di mana Pupuk Kaltim mendistribusikan pupuk kepada para petani di seluruh wilayah kerjanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper