Pemprov Kalsel Siapkan Kajian Mendalam Dalam Mencegah Banjir Mendatang

Untuk jangka pendek, dari bidang perencanaan akan mengadakan rakor dengan 11 kabupaten/kota terdampak, dan instansi terkait untuk mendata seluruh infrastruktur terdampak banjir.
Warga menyeberang sungai menggunakan jembatan darurat akibat jembatan gantung di Desa Alat putus akibat banjir bandang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Rabu (20/1/2021). Berdasarkan data BPBD Provinsi Kalimantan Selatan pada Rabu (20/1/2021) sebanyak 21 Jembatan, 110 tempat ibadah, 76 sekolah serta 18.294 meter jalan terdampak banjir dan longsor di Kalimantan Selatan. /Antara
Warga menyeberang sungai menggunakan jembatan darurat akibat jembatan gantung di Desa Alat putus akibat banjir bandang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Rabu (20/1/2021). Berdasarkan data BPBD Provinsi Kalimantan Selatan pada Rabu (20/1/2021) sebanyak 21 Jembatan, 110 tempat ibadah, 76 sekolah serta 18.294 meter jalan terdampak banjir dan longsor di Kalimantan Selatan. /Antara

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) menyiapkan kajian komprehensif pasca bencana banjir yang menimpa sebagian besar wilayahnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel Nurul Fajar Desira menyatakan kajian tersebut terdiri dari rencana jangka pendek, menengah dan panjang. 

“Untuk jangka pendek, kami dari bidang perencanaan akan mengadakan rakor dengan 11 kabupaten/kota terdampak, dan instansi terkait untuk mendata seluruh infrastruktur terdampak banjir,” ujarnya dikutip dari Media Center Diskominfo Kalsel, Senin (25/1/2021).

Untuk rencana jangka menengah dan jangka panjang, Nurul mengungkapkan pihaknya bersama para pakar telah melakukan rapat intensif untuk menyusun rencana kajian komprehensif dari hulu ke hilir, guna mencari solusi dalam mengantisipasi banjir ke depan agar dampak yang terjadi tidak meluas seperti kini.

“Kami berharap kita bisa segera melakukan kajian lengkap ini dalam waktu segera, untuk penyusunan master plan penanggulangan banjir Kalsel,” ungkapnya.

Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa puncak hujan akan terjadi pada bulan Juni mendatang di bagian timur Pegunungan Meratus.

Fajar mengatakan bahwa pihaknya segera berkoordinasi dengan Bappeda Kabupaten/Kota menyiapkan langkah, untuk mengantisipasi dampak curah hujan yang diprediksi sangat tinggi.

“Kita punya cukup waktu selama beberapa bulan kedepan untuk menyiapkan dua kabupaten itu menghadapi curah hujan tinggi nanti,” katanya.

Senada, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana menuturkan bahwa pihaknya tengah melakukan kaji cepat terhadap kontributor kejadian banjir Kalsel, seperti anomali curah hujan, pengaruh pasang surut, morfologi daratan, dan sedimentasi sungai serta seberapa besar kontribusi alih fungsi lahan yang akan ditelusuri dalam rangka menyiapkan langkah korektif untuk bisa mereduksi banjir. 

“Di sini, kami sedang melakukan kaji cepat sampai seberapa proporsi, peran-peran dari kontributor itu. Kemudian, keberadaan infrastruktur pengendali banjir, sampai seberapa kemampuan mereka mampu mereduksi banjir,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper