PKT Ajak Nelayan Stop Destructive Fishing

Salah satunya adalah bantuan alat tangkap ikan ramah lingkungan, yang disalurkan bagi nelayan kelompok eks destructive fishing Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara. Melalui bantuan ini, nelayan didorong untuk melaut secara benar dan lebih produktif tanpa merusak ekosistem perairan.
Pupuk Kaltim memberikan bantuan alat tangkap ikan ramah lingkungan kepada nelayan di Bontang dalam rangka menghentikan destructive fishing./JIBI-Istimewa
Pupuk Kaltim memberikan bantuan alat tangkap ikan ramah lingkungan kepada nelayan di Bontang dalam rangka menghentikan destructive fishing./JIBI-Istimewa

Bisnis.com, BONTANG—Aktivitas destructive fishing menjadi salah satu perhatian PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dalam menjaga ekosistem perairan. Sejumlah upaya dilakukan untuk menghentikan kegiatan perusakan laut, disamping kesinambungan konservasi dan rehabilitasi yang direalisasikan pada berbagai program. 

Salah satunya adalah bantuan alat tangkap ikan ramah lingkungan, yang disalurkan bagi nelayan kelompok eks destructive fishing Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara. Melalui bantuan ini, nelayan didorong untuk melaut secara benar dan lebih produktif tanpa merusak ekosistem perairan.

“Program ini bersinergi dengan Pemkot Bontang dan Pemprov Kaltim, agar aktivitas dan dampak destructive fishing bisa ditekan,” kata VP CSR PKT Anggono Wijaya, usai penyerahan bantuan di Kantor Kelurahan Bontang Kuala pada Rabu (2/6).  

Bantuan alat tangkap ikan ramah lingkungan diharap makin meningkatkan kesadaran nelayan, untuk tidak lagi melakukan aktivitas pengeboman maupun penggunaan bahan beracun dalam menangkap ikan. Apalagi upaya konservasi dan rehabilitasi perairan yang selama ini dilakukan PKT, tidak akan berjalan maksimal jika destructive fishing masih terjadi. “PKT berkomitmen mendukung pemerintah sekaligus mengajak nelayan menangkap ikan yang ramah lingkungan,” terang Agus. 

Melalui sinergi aktif antara PKT, Pemerintah dan masyarakat, Anggono optimis segala aktivitas maupun potensi perusakan ekosistem dan lingkungan dapat diantisipasi, mengingat kesinambungan upaya dalam menjaga ekosistem perairan, butuh komitmen dan kerjasama yang disikapi tindakan serta kontribusi nyata seluruh pihak. “Itulah pentingnya saling dukung, agar program ini bisa dimaksimalkan melalui beragam upaya secara berkesinambungan,” tambah Agus. 

Mewakili Pemkot Bontang, Kepala Seksi Perikanan Tangkap Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Idhamsyah, mengungkapkan destructive fishing menjadi kekhawatiran berkepanjangan karena dampak negatif yang ditimbulkan. Dari evaluasi, hal itu dipengaruhi terbatasnya peralatan yang dimiliki nelayan, sehingga pengeboman maupun penggunaan bahan beracun untuk menangkap ikan dengan cepat menjadi pilihan. “Kami bersama Pemprov Kaltim menginisiasi pertemuan dengan nelayan dan mereka bersedia tidak melakukan destructive fishing jika difasilitasi peralatan,” ujar Idham. 

Dari kesepakatan itu, pihaknya menggandeng PKT untuk membantu penyediaan peralatan tangkap ikan ramah lingkungan bagi nelayan, setelah tahap awal bantuan dialokasikan melalui anggaran Pemprov Kaltim dan Pemkot Bontang. “PKT merespon sangat baik dan mengalokasikan bantuan bagi nelayan. Ini sangat kami apresiasi, melihat komitmen Perusahaan terhadap ekosistem perairan Bontang juga terbilang tinggi,” lanjut Idham. 

Dirinya berharap sinergi antara Pemkot Bontang, Pemprov Kaltim dan PKT terus mendorong kesadaran masyarakat untuk tidak lagi melakukan aktivitas yang berpotensi merusak lingkungan, khususnya di perairan Bontang. Begitu juga nelayan, diimbau melakukan kegiatan melaut dengan ramah lingkungan. “Sebab destructive fishing hanya berdampak negatif, tak hanya bagi laut tapi juga nelayan. Butuh kesadaran dan kerjasama seluruh pihak untuk mengantisipasinya,” pungkas Idham.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper