Bisnis.com, BALIKPAPAN—Perusahaan Daerah Melati Bhakti Satya (Perusda MBS) mencatat dibutuhkan sebanyak Rp2,65 triliun untuk menghidupkan kawasan ekonomi khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK).
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Perusda MBS Aji Abidharta Hakim menyatakan hal tersebut merupakan nilai yang sesuai dengan masterplan.
"Nilainya Rp2,65 T sesuai masterplan, kurang lebih segitu," ujarnya, Senin (7/6/2021).
Dia menambahkan, terdapat beberapa industri yang seharusnya beroperasi di KEK MBTK seperti, industri pengolahan kayu, energi dan sawit.
"Saat ini masterplan masih mengarah ke sawit," katanya.
Dia mengungkapkan bahwa terdapat beberapa masalah yang bisa diurai bersama dengan para stakeholder, salah satunya adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Dimana, salah satu yang menjadi sorotan Aji adalah mengenai lahan.
Menurutnya, saat ini Bupati Kutai Timur tengah menyusun peraturan baru mengenai harga tanah di kawasan MBTK.
"Paling tidak jika harga tanah dibuat menarik, maka hal tersebut sesegera mungkin akan menarik investor," pungkasnya.
Sebagai informasi, Perusda MBS didirikan pada tahun 1996 dengan penyertaan modal sebesar Rp5 miliar dari Pemprov Kaltim.