Bisnis.com, BALIKPAPAN—Pelaku usaha pariwisata di Kalimantan Timur sebagian besar masih belum bisa bangkit akibat dampak pandemi Covid-19.
Ketua DPD Asita Kaltim I Gusti Bagus Putra menyatakan saat ini pariwisata lokal tidak dapat berbuat banyak, meskipun sempat berjalan sebelum adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala Mikro kembali di Kaltim.
“[Mulai dari] penjualan tiket pesawat, kamar hotel dan paket pariwisata, betul-betul tidak bisa bergerak (tidak terjual),” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (7/7/2021).
Dari 176 biro perjalanan yang tergabung dalam Asita Kaltim, hanya 10% yang masih bertahan dengan karyawan meskipun dalam jumlah sedikit.
“Dulu saya punya enam karyawan, sekarang hanya tinggal berdua dengan anak saya. Itu yang memiliki kantor sendiri, kalau yang menyewa mustahil bisa bertahan,” katanya.
Selanjutnya, dia mengungkapkan bahwa para pemilik biro perjalanan lain telah banyak yang beralih profesi karena telah mem-PHK seluruh karyawan dan menutup usahanya.
“Mereka berusaha untuk bekerja lain supaya tetap dapat bertahan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan sharing antar pelaku usaha terkait penyusunan paket wisata dan melakukan pengembangan SDM melalui pelatihan dan uji kompetensi.
Di sisi lain, dia menilai protokol Cleanliness, Healthy, Safety, Environment Sustainability (CHSE) masih belum banyak mendorong masyarakat untuk kembali berwisata.
“Apalagi sekarang ada syarat PCR [dari dan menuju Kaltim], itu kan mahal,” terangnya.
Adapun, dia mengharapkan agar vaksinasi yang dilakukan pemerintah dapat berjalan optimal sehingga dapat membantu memulihkan pandemi Covid-19.
“Kita yakin ke depan akan normal kembali apabila vaksin berjalan baik, cuman waktunya saja kita belum tahu,” pungkasnya.