Bisnis.com, SAMARINDA — Inflasi Provinsi Kalimantan Timur pada tahun ini diprakirakan akan meningkat tapi tetap berada pada rentang target sasaran inflasi 3,0±1% (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim Ricky P Gozali menyatakan kenaikan tingkat inflasi akan didorong oleh sejumlah faktor, seperti permintaan masyarakat yang meningkat, pelaksanaan vaksinasi termasuk booster yang kian masif dan kenaikan UMP.
“Serta risiko peningkatan harga sejalan dengan rencana implementasi harmonisasi kebijakan perpajakan 2022,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jum'at (18/3/2022).
Selain itu, Ricky mengungkapkan bahwa tekanan inflasi diprakirakan juga bersumber dari revenge travel seiring dengan prakiraan membaiknya kasus Covid-19.
Di sisi lain, pasokan bahan pangan di Kaltim terus diperkuat dan mampu mencukupi permintaan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan.
Berdasarkan hasil survei pasokan yang dilakukan oleh KPwBI Kaltim, sebagian besar komoditas pangan strategis Kaltim telah mengalami tren peningkatan ketersediaan patokan pada awal Maret 2022.
Baca Juga
Kemudian, pasokan telur ayam ras dan daging ayam ras juga diprakirakan semakin membaik seiring dengan berakhirnya kebijakan culling dan cutting (kebijakan pengurangan populasi ayam) di Kaltim pada bulan Maret 2022.
“Hal tersebut utamanya didorong oleh pemenuhan pasokan yang semakin kuat didukung oleh mulai masuknya masa panen beberapa komoditas pangan di wilayah sentra baik di dalam maupun luar wilayah Kaltim,” katanya.
Adapun, dia menuturkan bahwa tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Kalimantan Timur terus melakukan berbagai program dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan di wilayah Kaltim.