Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kalimantan Timur membeberkan alasan sejumlah pengendara truk bertahan melakukan aksi tidak melakukan angkutan barang di Kota Balikpapan.
Ketua Aptrindo Kaltim Ibrahim menyatakan antrean memasuki hari ketiga di Jalan Soekarno-Hatta Kilometer 13 dan SPBU di Kilometer 15 Balikpapan.
Ibrahim menjelaskan, pengendara truk di Kota Balikpapan terpaksa memutuskan tidak melakukan angkutan barang dari pelabuhan lantaran menghadapi sejumlah permasalahan di lapangan akibat dua faktor.
Pertama, mengenai kelangkaan bahan bakar solar yang sudah cukup lama terjadi dan dirasa mengganggu aktivitas pengemudi.
“Kami sudah bolak-balik [membahas] sampai ke sekretaris daerah Provinsi Kalimantan Timur dan sudah beberapa kali bicara dengan teman-teman unit pemasaran Pertamina,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (21/3/2022).
Namun, dia mengungkapkan bahwa penjelasan pihak Pertamina dan kondisi riil di lapangan tidak sama, sehingga tetap terjadi antrean solar.
Kedua, penetapan kebijakan Pemerintah Kota Balikpapan pascakecelakaan di Jalan Rapak dinilai tidak menguntungkan para sopir truk.
Berdasarkan Surat Edaran Walikota Balikpapan, Jumat (21/1), kendaraan angkutan barang dengan jumlah berat yang diperbolehkan (JBB) melebihi 10 ton, termasuk kendaraan pengangkut peti kemas dilarang melintas pada jam 05.00-22.00 Wita.
Adapun, Aptrindo masih menunggu kebijakan Pemkot Balikpapan terkait solusi yang dibuat untuk menyelesaikan permasalahan hal tersebut
“Jadi tergantung pemerintahnya saja, mau mau laksanakan kebijakan apa, sedangkan kami daripada enam hari tidak bekerja dalam posisi itu maka lebih bagus ya tidak usah kerja dulu, kan begitu,” pungkasnya.