Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Karhutla, Dishut Kaltim Galakkan Keterlibatan Masyarakat

Kasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dishut Kaltim Deni Fahroni menyatakan pihaknya fokus dengan melakukan sosialisasi , pelatihan dan penyuluhan ke masyarakat serta penyiapan sarana prasarana (sarpras) dalam bulan ini.
Hutan hujan tropis./Bloomberg-Dado Galdieri
Hutan hujan tropis./Bloomberg-Dado Galdieri

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur (Dishut Kaltim) menitikberatkan keterlibatan masyarakat dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Kasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dishut Kaltim Deni Fahroni menyatakan pihaknya fokus dengan melakukan sosialisasi , pelatihan dan penyuluhan ke masyarakat serta penyiapan sarana prasarana (sarpras) dalam bulan ini.

“Kita sudah evaluasi beberapa kejadian yang besar di tahun 2019, kita sudah banyak belajar [dari kejadian sebelumnya],” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (19/5/2022).

Selanjutnya, Deni menyebutkan pihaknya tealah melakukan koordinasi kepada sejumlah pemangku kepentingan terkait, seperti Manggala Agni KLHK, BPBD, UPT di setiap kabupaten/kota.

“Jadi insyaallah untuk hal-hal urgent atau yang dulu tidak bisa kita tangani, sudah bisa kita tangani. kita juga berkoordinasi langsung kepada TNI-Polri,” sebutnya.

Menurut Deni, Kaltim saat ini memasuki musim kemarau basah, artinya tidak terlalu kemarau tidak terlalu hujan dengan intensitas dua hingga tiga hari ada hujan dalam prakiraan BMKG.

Selain itu, Dishut Kaltim telah membentuk masyarakat peduli api (MPA) di setiap desa di hampir seluruh Provinsi Kaltim.

“Kita kasih bimbingan teknis untuk pencegahan dan penanggulangan karhutla, dalam kegiatan patrol kita libatkan dan nantinya kita mendampingi dalam hal PLTB (pembukaan lahan tanpa bakar),” katanya.

Berdasarkan data Dishut Kaltim, luas karhutla di Kaltim terus mengalami penurunan sejak 2019. Pada tahun lalu, karhutla dengan luasan 3.029 hektare, sedangkan tahun 2020 seluas 5.221 hektare dan tertinggi pada 2019 yaitu 68.524 hektare.

“Prediksi beberapa tahun ke depan , kejadian mencolok setelah 2019 tidak ada [lagi] insyaallah,” katanya.

Adapun dia mengimbau masyarakat agar dalam membuka lahan menggunakan sistem PLTB, yang nantinya sisa dari pembukaan lahan dibuatkan menjadi kompos, pupuk bokashi atau cuka cair.

“Ini yang tengah kita galakkan di tengah masyarakat, kita akan melakukan pendampingan dari tahun ini sampai tahun-tahun berikutnya,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper