Bisnis.com, BALIKPAPAN — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (KPwBI Kaltim) mencatat peningkatan Garis Kemiskinan (GK) Kaltim menjadi Rp703.223 per kapita per bulan pada tahun 2021.
Kepala KPwBI Kaltim Ricky P Gozali menyatakan angka itu lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu Rp669.622 per kapita per bulan.
“Dengan peningkatan GK di perkotaan yang lebih besar dibandingkan di perdesaan,” ujarnya, Selasa (14/6/2022).
Dia menambahkan, peningkatan garis kemiskinan dari sisi lokasi, lebih besar sebesar 5,62 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di wilayah perdesaan dibandingkan dengan wilayah perkotaan yang meningkat sebesar 4,66 persen (yoy).
Di sisi lain, tingkat kemiskinan Kaltim menurun dari 6,64 persen pada tahun 2020 menjadi 6,27 persen pada tahun 2021.
“Hal ini ditandai dengan menurunnya jumlah penduduk miskin dari 243.990 jiwa pada tahun 2020 menjadi 233.130 jiwa atau turun 5,57 persen (yoy),” terang Ricky.
Baca Juga
Dia menambahkan, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan berkurang dari 128.110 jiwa pada tahun 2020 menjadi 121.280 jiwa pada tahun 2021.
Hal tersebut juga berlaku untuk penduduk miskin diwilayah perdesaan yang menunjukkan penurunan dari 115.880 jiwa pada tahun 2020 menjadi 111.850 jiwa pada tahun 2021.
Selanjutnya, Ricky menjelaskan peningkatan GK pada tahun 2021 bersumber dari kenaikan kedua komponennya baik oleh Garis Kemiskinan Makanan (GKM) maupun Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM) dengan pertumbuhan yang melambat.
“GKM meningkat sebesar 5,35 persen (yoy), naik dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 5,31 persen (yoy). Sementara itu, GKNM juga meningkat sebesar 4,22 persen (yoy) lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,74 persen (yoy),” jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa komoditas terbesar penyumbang peningkatan GKM di perkotaan dan perdesaan disebabkan oleh komoditas beras, rokok kretek filter dan daging ayam ras, sedangkan komoditas terbesar penyumbang peningkatan GKNM adalah komoditas perumahan.
“Komoditas beras merupakan penyumbang terhadap GKM di perkotaan dan perdesaan dengan masing-masing tercatat sebesar 14,88 persen dan 16,56 persen,” ungkapnya.
Kemudian, rokok kretek filter merupakan komoditas yang menyumbang GKM terbesar kedua yang tercatat sebesar 12,74 persen di perkotaan dan 13,34 persen di perdesaan, diikuti oleh komoditas daging ayam ras 4,19 persen untuk wilayah perkotaan dan sebesar 4,89 persen di perdesaan.
Komoditas lainnya yang memberi sumbangan GKM adalah telur ayam ras, mi instan, gula pasir, ikan tongkol, ikan bandeng, susu bubuk, tempe dan bawang merah serta kopi bubuk.
Adapun, komoditas utama yang memberikan sumbangan GKNM adalah perumahan yang tercatat sebesar 11,38 persen di perkotaan dan 11,97 persen di perdesaan.