Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menyebutkan bahwa masa depan ekonomi berada di sektor perkebunan yang berkelanjutan.
“Sektor perkebunan akan menjadi andalan Kalimantan Timur untuk perlahan-lahan menggeser ketergantungan terhadap sumber daya ekstraktif,” ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Ujang Rachmad pada acara “Apresiasi Lima Tahun Program Perkebunan Berkelanjutan di Balikpapan, Selasa (28/6/2022).
Kendati demikian, dia mengungkapkan bahwa perkembangan perkebunan kelapa sawit perlu dipastikan memberi keuntungan dengan tetap menghormati serta melindungi hak-hak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari masyarakat lokal.
“Konsep inilah yang disebut dengan perkebunan berkelanjutan,” katanya.
Dengan tujuan mendorong terwujudnya pembangunan perkebunan berkelanjutan, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammerbeit (GIZ), dan Climate Policy Initiative (CPI) yang bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, serta para mitra kerja, berkolaborasi dalam program pembangunan perkebunan kelapa sawit rendah emisi di Kalimantan Timur sejak 2015.
Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Perlindungan Konsumen, Keamanan Nuklir, serta Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup Jerman (BMU-IKI).
Ujang mengatakan selama lima tahun program ini berjalan yaitu mulai dari 2015 hingga 2021, telah tercapai sejumlah keluaran dari kolaborasi para pihak, diantaranya yaitu instrumen mitigasi dan kompensasi untuk pihak swasta, instrumen dan aplikasi untuk mendukung sistem pengelolaan data dan informasi bagi pemerintah daerah yaitu Dinas Perkebunan Kaltim dan Kabupaten Berau.
Kemudian, penguatan kapasitas masyarakat di tingkat kampung melalui pendekatan SIGAP di sektor perkebunan kelapa sawit dan forum multi pihak perkebunan berkelanjutan di tingkat Provinsi Kaltim dan Kabupaten Berau.
Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa program Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Rendah Emisi itu resmi berakhir pada hari ini, dimana YKAN memfasilitasi evaluasi program, sekaligus apresiasi lima tahun berjalannya program.
“Capaian yang dievaluasi dan diapresiasi hari ini adalah kerja-kerja kolaborasi,” ungkapnya.
Adapun, dia menuturkan bahwa dalam menentukan program, Dinas Perkebunan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten terlibat aktif sedari awal dalam merancang kebutuhan program, membuat skala prioritas, dan melaksanakannya di lapangan.
“Jadi, capaian yang sudah ada memang dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor perkebunan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Sumbangan sektor perkebunan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pendapatan asli Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan tren positif.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menunjukkan bahwa kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB berdasarkan harga konstan Kaltim adalah sebesar Rp16,95 triliun atau 4,97 persen.
Berdasarkan harga berlaku, nilai PDRB sub sektor perkebunan mencapai Rp34,52 triliun. Dengan kata lain, naik sebesar Rp4,5 triliun atau 15,14 persen dari tahun 2020.