Bisnis.com, BALIKPAPAN — Petani porang mengeluhkan kurangnya dukungan pemerintah terhadap pengembangan tanaman ini di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Petani Porang asal Balikpapan, Temang Dwi HP, menyatakan saat ini program yang dijalankan pemerintah daerah belum mampu mengakomodir kebutuhan petani. “Kami sudah koordinasi dengan pemkot dan pemprov,” ujarnya, Jum’at (9/9/2022).
Dia menambahkan, saat ini potensi lahan yang ada seluas 120 hektare dari total luas lahan 100 hektare dengan kapasitas produksi mencapai 8.000 ton se Kaltim. “(Kami) belum tau apakah semua mau dipanen, atau apakah mau dikembangkan jadi bibit,” katanya.
Temang menyebutkan, bahkan pernah ada investor dari Vietnam yang tertarik untuk melakukan pengolahan tanaman porang di Kaltim tahun 2019 lalu. Namun, minimnya bahan baku yang ada membuat rencana pembangunan pabrik tersebut urung dilaksanakan.
Kondisi tersebut diperparah karena petani porang kesulitan untuk mendapatkan pasar, selain terpaksa menjual ke pengepul diakibatkan pabrik yang belum ada di Kaltim.
Di sisi lain, Temang mengungkapkan bahwa para petani porang belum memiliki satu hamparan lahan yang luas karena tidak melalui proses penanaman secara berkelompok. Dia mengaku, saat ini setiap petani porang paling tidak hanya mengelola lahan seluas 400 meter persegi.
Baca Juga
“Di atas dua hektare bisa dihitung jari. [Tiap petani] maksimal [mengelola] empat hektare di Kaltim,” ungkapnya.
Adapun, dia menuturkan bahwa banyak petani yang belum mendapatkan edukasi terkait proses penanaman yang baik dengan tujuan segera mendapatkan cashflow.
“Dipanen dalam dua tahun, tapi sudah ada panen bulan 7 dan 8 padahal kadar air masih tinggi karena pengen cepat dapat duit. Memang market yang lebih berperan,” pungkasnya.