Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus DBD Melonjak, Warga Balikpapan Diminta Serius Tingkatkan Kewaspadaan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty menyatakan kasus DBD di Kota Balikpapan terus mengalami peningkatan.
Petugas Dinas Kesehatan menunjukkan nyamuk saat melakukan kegiatan pemberantasan jentik nyamuk di kawasan kota Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (6/2/2019)./ANTARA-Anis Efizudin
Petugas Dinas Kesehatan menunjukkan nyamuk saat melakukan kegiatan pemberantasan jentik nyamuk di kawasan kota Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (6/2/2019)./ANTARA-Anis Efizudin

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan menyebutkan kasus demam berdarah dengue (DBD) mengalami peningkatan yang sangat signifikan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya kota Balikpapan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty menyatakan kasus DBD di Kota Balikpapan terus mengalami peningkatan.

“Hal ini dapat dilihat dari penuhnya IGD rumah sakit di Balikpapan,” ujarnya di Balikpapan, Senin (26/9/2022).

Dia menambahkan, Kaltim tengah berada dalam status kewaspadaan sehingga semua Kabupaten/Kota diminta untuk waspada terhadap peningkatan kasus DBD, meski belum mencapai status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Berdasarkan data yang dihimpun DKK Balikpapan, total kasus positif DBD berjumlah 1.033 orang dan 3 kasus meninggal dunia.

“Terakhir pada Jum'at lalu (meninggal) anak umur 3 tahun,” terang Dio, sapaan akrabnya.

Sebelumnya, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud telah menyampaikan kepada seluruh camat maupun lurah dan instansi pendidikan agar melakukan kerja bhakti massal terkait pemberantasan sarang nyamuk.

Dio mengungkapkan DKK telah melakukan sejumlah upaya preventif seperti sosialisasi dan mengaktifkan kader juru pemantau jentik (Jumantik).

“Jadi kader Jumantik ini yang memeriksa jentik nyamuk dari rumah ke rumah, itu semua di bawah binaan Puskesmas. Kami juga telah menyiagakan Puskesmas dan rumah sakit untuk mewaspadai kasus DBD baik itu menyiapkan obat-obat menyiapkan cairan infus, dan koordinasi PMI jika butuh trombosit,” ungkapnya.

Selain itu, dia menjelaskan penyemprotan atau fogging dilakukan sebagai langkah terakhir karena tidak semua daerah dapat langsung dilakukan fogging dan harus terlebih dahulu melakukan penyelidikan epidemiologi.  

“Jika memang jentik banyak baru dilakukan fogging. Harapan kami masyarakat yang kena DBD segera melaporkan minimal ke puskesmas terdekat untuk kita tidak lanjuti,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Jaya Mualimin mengatakan kasus kematian akibat DBD di Kaltim terjadi sebanyak 24 kasus dari total 3.034 kasus yang terjadi.

Adapun, dia menuturkan bahwa angka kasus DBD di Kaltim merupakan yang tertinggi di luar pulau Jawa dan masuk 10 besar di Indonesia.  

“Angkanya naik dibandingkan dengan periode yang sama di Agustus 2021 dengan kasus DBD mencapai 2.900 kasus,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper