Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Bank Indonesia mengungkapkan inflasi di Provinisi Kalimantan Timur utamanya bersumber dari peningkatan harga pada kelompok transportasi pada September 2022.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (KPwBI Kaltim) Ricky P Gozali menyatakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim sebesar 0,85 persen, setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,26 persen (mtm).
“Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau,“ ujarnya yang dikutip dalam keterangan resmi, Selasa (4/10/2022).
Dia menambahkan, inflasi tahunan Kaltim mencapai 5,69 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2022.
“Lebih rendah dibandingkan capaian nasional yang berada pada 5,95 persen (yoy),” katanya.
Ricky menyebutkan, bensin dan angkutan dalam kota menjadi pendorong utama inflasi hingga 8,12 persen (mtm) dalam kelompok transportasi.
Menurutnya, penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memberi dampak akibat meningkatnya biaya energi global.
“Penyesuaian harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah merupakan langkah alih subsidi serta bertujuan untuk menjaga kesehatan fiskal negara,” sebutnya.
Di sisi lain, Ricky menyebutkan penurunan harga pangan menyebabkan inflasi tertahan lebih tinggi secara umum, dimana kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,73 persen (mtm).
“Penurunan harga utamanya terjadi pada komoditas berupa bawang merah, cabai rawit, ikan layang, tomat, dan minyak goreng,” sebutnya.
Dia menjelaskan, deflasi pada kelompok pangan didorong oleh momen panen komoditas hortikultura yang masih berlangsung pada beberapa wilayah sentra produksi di tengah mulai melandainya harga CPO sebagai bahan baku utama minyak goreng.
Sementara itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berupaya melakukan optimalisasi pengendalian inflasi untuk mengantisipasi dampak penyesuaian harga energi terhadap komoditas pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Ricky menuturkan bahwa TPID Kaltim dan Kota Samarinda telah melaksanakan launching GNPIP meliputi beberapa program unggulan pengendalian inflasi seperti gerakan urban farming dengan menanam 7.700 bibit cabai, menggelar pasar murah dan operasi pasar, melakukan kerja sama dengan daerah sumber komoditas pangan, digitalisasi pemasaran dan pembayaran komoditas inflasi, hingga koordinasi insentif fiskal.
“Segenap upaya yang dilaksanakan oleh TPID di wilayah Kaltim ditempuh melalui sinergi dan dukungan seluruh pihak agar daya beli masyarakat terjaga sehingga mendukung momentum pemulihan ekonomi Kaltim,” pungkasnya.