Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Kasus stunting di Kota Samarinda dinilai berhasil mengalami penurunan 0,94 persen menurut hasil pengukuran data stunting di 10 Kecamatan.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting Kota Samarinda Rudy Agus Riyanto menyatakan hasil analis pengukuran data stunting merujuk pada data Januari hingga Agustus 2022.
Secara tahunan, angka stunting tahun ini mencapai 9,8 persen lebih rendah dari tahun lalu sebesar 10,74 persen.
“Dengan progres kenaikan entry sasaran menjadi 85,6 persen dari 67 persen di tahun 2021. Begitu pun dengan entry penimbangan dan pengukuran untuk tahun ini naik sebesar 37,1 persen dari 29,16 persen di tahun sebelum," ujarnya yang dikutip, Rabu (5/10/2022).
Rudy menambahkan, data tersebut akan dijadikan acuan kerja untuk tahun berikutnya, sehingga perangkat daerah di tingkat Kecamatan dan Kelurahan dapat segera melakukan langkah-langkah penanganan dan pencegahan terhadap wilayah yang kasus stunting nya masih tinggi.
“Dari hasil data ini boleh dibilang Kecamatan Samarinda Seberang, Samarinda Ulu, Utara dan Sambutan masih tinggi untuk kasus stunting,” katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Samarinda meminta Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting Samarinda benar-benar melaksanakan program yang terarah dengan target yang jelas. Sehingga program penurunan bisa terukur, khususnya yang berkaitan dengan data.
“Sasaran target tahun ini mengalami kenaikan menjadi 85,6 persen dari 67 persen di tahun 2021,” katanya.
Adapun, Rusmadi berharap dana Pro Bebaya dimanfaatkan untuk memperbaiki lingkungan dan sanitasi serta memenuhi pengadaan peralatan Posyandu terkait standar pelayanan kesehatan yang maksimal kepada warga.