Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan mewaspadai peningkatan harga BBM dapat menyebabkan multi effect hingga terhambatnya distribusi bahan pokok.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Balikpapan Bambang Setyo Pambudi menyatakan terhambatnya distribusi Sembilan bahan pokok (sembako) dapat mendorong peningkatan inflasi di Kota Balikpapan.
“Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), lima penyumbang utama inflasi yaitu BBM, pemeliharaan atau service, angkutan dalam kota, telur ayam ras dan perbaikan ringan kendaraan,” ujarnya dalam High Level Meeting di Balai Kota Balikpapan, Rabu (12/10/2022).
Kemudian, dia mengungkapkan bahwa komoditas yang menahan inflasi, yaitu bawang merah, cabai merah, angkutan udara, tomat, minyak goreng.
“Di bulan sebelumnya komoditas bawang merah, cabai merah, angkutan udara malah penyumbang inflasi sehingga kita perlu waspada agar inflasi bisa dikendalikan di Kota Balikpapan,” ungkapnya.
Berdasarkan data BPS, inflasi Balikpapan tercatat sebesar 0,66 persen secara bulanan (mtm) dan mencapai 6,26 persen secara tahunan (yoy) pada September 2022.
“Saya kira sudah tinggi sekali perlu kita waspadai,” ujar ambang Setyo dalam rapat TPID di Balai Kota, Rabu (12/10/2022)
Sementara itu, Pelaksana Harian Sekretaris Daerah (Plh. Sekda) Kota Balikpapan Muhaimin menyatakan kenaikan BBM memengaruhi sejumlah biaya hidup masyarakat.
Oleh karena itu, dia menyebutkan pemerintah kota Balikpapan sudah meluncurkan program padat karya yang dilaksanakan oleh dinas PU dengan alokasi dana mencapai Rp7,5 miliar dan bantuan tunai kepada masyarakat yang terdampak langsung sebesar Rp4 miliar.
“Kalau program pemerintah, seperti arahan presiden 2 persen DAU (Dana Alokasi Umum) untuk mengatasi inflasi,” sebutnya.
Selain itu, Pemkot Balikpapan turut meminta Bulog dan Dinas Perdagangan untuk menggelar operasi pasar atau pasar murah untuk membantu masyarakat terdampak yang dilakukan secara intensif di enam kecamatan.
Adapun, dia menuturkan bahwa secara umum inflasi yang ada di kota Balikpapan masih bisa diatasi dengan bantuan yang diberikan, operasi pasar, termasuk adanya kepedulian dari pelaku usaha yang melaksanakan kegiatan sosial di masyarakat.