Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduh! Ekspor Batu Bara Kaltim Tersandung Produksi Batu Bara Tiongkok

Terbatasnya pertumbuhan ekspor batu bara Kaltim bersumber dari peningkatan produksi batu bara Tiongkok.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, BALIKPAPAN ––  Peningkatan ekspor batu bara Kaltim tertahan oleh produksi batu bara Tiongkok secara tahunan (year-on-year/yoy).

Dilansir dari Laporan Perekonomian Kaltim Agustus 2022, terbatasnya pertumbuhan ekspor batu bara Kaltim bersumber dari peningkatan produksi batu bara Tiongkok yang secara langsung mengakibatkan ekspor batu bara Kaltim ke Tiongkok mengalami penurunan.

Secara umum, volume ekspor batu bara Kaltim pada kuartal ini tercatat lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu mencapai 56 juta ton dari 42 juta ton.

Hal tersebut tentu menjadi perbaikan dari kuartal sebelumnya yang terkontraksi 27,15 persen (yoy) menjadi kontraksi 5,48 persen (yoy).

Sebagai informasi, produksi batu bara Tiongkok meningkat dari 395 juta ton menjadi 1,1 miliar ton pada kuartal ini.

Capaian tersebut tentu melanjutkan tren positif di kuartal ini dengan catatan produksi sebesar 14,23 persen (yoy), sedikit lebih rendah dari kuartal sebelumnya yaitu 16,15 persen (yoy).

Selain itu, produksi batu bara Kaltim cukup positif berdasarkan pertumbuhan tahunannya yang hanya terkontraksi 3,66 persen (yoy) pada kuartal II/2022 dibandingkan kuartal sebelumnya yang terkontraksi hingga 9,97 persen (yoy).

Jika dirinci, peningkatan produksi batu bara Kaltim bersumber dari perusahaan kategori IUP yang mencapai 45 juta ton atau tumbuh tumbuh 69,29 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya yang hanya 29 juta ton atau 52,71 persen (yoy).

Di sisi lain, perusahaan kategori pemegang izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) tercatat mengalami penurunan volume produksi dan kontraksi yang lebih dalam yaitu mencapai minus 44,96 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper