Bisnis.com, SAMARINDA –– Seluruh sektor ekspor nonmigas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kompak mengalami penurunan.
Kepala BPS Kaltim Yusniar Juliana menyatakan ekspor hasil industri yang tumbuh paling positif pada bulan lalu mengalami penurunan 31,50 persen, yaitu dari US$616,87 juta menjadi US$422,56 juta pada September 2022.
“Ekspor produk hasil pertanian turun 38,24 persen, dari US$0,38 juta di Agustus menjadi US$0,24 juta pada September,” ujarnya, Selasa (2/11/2022).
Dia menambahkan, ekspor hasil Tambang juga mengalami penurunan 0,73 persen yaitu dari US$2,67 miliar pada Agustus menjadi US$2.657,78 juta pada September.
Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa ekspor nonmigas Kaltim selama periode Januari–September 2022 meningkat 61,51 persen dibanding periode yang sama pada 2021.
Dia menyebutkan, hal tersebut disebabkan meningkatnya ekspor barang hasil tambang sebesar 72,55 persen dan ekspor hasil industri sebesar 23,84 persen.
“Pada periode Januari–September 2022, komoditas hasil tambang tetap menjadi andalan ekspor Kalimantan Timur dengan peranan sebesar 76,13 persen,” sebutnya.
Sebagai informasi, komoditas hasil tambang tetap menjadi andalan ekspor Kaltim dengan peranan sebesar 75,61 persen sampai dengan Agustus 2022.
Kemudian, Yusniar menjelaskan total nilai ekspor nonmigas ke 13 negara tujuan mengalami kenaikan 0,42 persen atau US$ 11,89 juta yaitu senilai US$2,85 miliar.
Adapun, Yusniar menuturkan bahwa Kondisi tersebut terutama dipengaruhi oleh naiknya nilai ekspor ke beberapa negara utama.
“Di kawasan Asean nilai ekspor Kalimantan Timur turun US$88,74 juta (13,46 persen), sedangkan di tujuh negara utama lainnya naik US$16,71 juta (0,75 persen). Ekspor Kaltim yang mengalami peningkatan terjadi pada ekspor ke kawasan Uni Eropa sebesar US$59,03 juta (77,95 persen),” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
