Bisnis.com, BALIKPAPAN– Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan wilayah perkotaan mendominasi jumlah investor yang saham di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Kepala BEI Perwakilan Balikpapan Dinda Ayu Amalliya menyatakan jangkauan sosialisasi yang belum optimal ke sejumlah kabupaten/kota di Kaltim menyebabkan masyarakat di wilayah tersebut belum mendapatkan informasi yang cukup.
“Terkendala infrastruktur cukup jauh [antar kabupaten/kota], tapi tidak menutup kemungkinan ke sana. [Seluruh] Kaltim Kaltara akan kami jangkau dan coba kami jajaki,” ujarnya di Samarinda, Rabu (16/11/2022).
Di sisi lain, Dinda menyebutkan jumlah investor antar wilayah kota, seperti Balikpapan dan Samarinda dapat saja berbeda. Secara spasial, investor masih terkonsentrasi pada kota Balikpapan, Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Timur (OJK Kaltim), penyumbang investor saham paling banyak berasal dari Kota Balikpapan, Samarinda, dan Kutai Kartanegara yaitu masing-masing sebesar 21.193 SID, 19.571 SID, dan 5.615 SID.
“Karena secara pendekatan sosialisasi berbeda. Kalau dari tipikalnya, orang di Balikpapan lebih terbuka dengan konvensional, di Samarinda ini tipikal yang lebih syariah (investornya),” terang Dinda.
Baca Juga
Adapun, dia menuturkan bahwa jumlah investor turut dipengaruhi oleh menjamurnya galeri investasi yang ada di sejumlah universitas.
“Hampir ke semua kampus di samarinda ada galeri investasinya. Kita sosialisai lewat edukasi,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Kota Samarinda menjadi daerah yang memiliki nilai transaksi saham paling tinggi di Kaltim yaitu senilai Rp541 miliar, disusul Balikpapan Rp520 miliar, dan Bontang sebesar Rp194 miliar dari total keseluruhan nilai transaksi saham pada Juni 2022.