Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) tercatat tumbuh melambat sebesar 5,59 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal III/2022.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalsel Imam Subarkah menyatakan perekonomian Kalsel turun tipis dibandingkan kuartal II/2022 yang tumbuh sebesar 5,81 persen (yoy).
“Dari sisi penawaran, akselerasi pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh pertumbuhan tinggi LU Pertambangan dan LU Transportasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (29/12/2022).
Dia menambahkan lapangan usaha (LU) Pertambangan, dengan pangsa sebesar 24,4 persen atau paling besar di Kalsel, mencatatkan kinerja positif dengan tumbuh 7,04 persen (yoy).
“Tingginya harga komoditas di tengah masih berlangsungnya ketegangan geo-politik antara Rusia – Ukraina, dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku pertambangan di Kalimantan Selatan,” katanya.
Menurutnya, faktor produksi yang menunjang seperti cuaca dan ketersediaan alat berat yang memadai turut mendorong optimalnya kegiatan eksplorasi batu bara.
Selain itu, LU Transportasi dan Pergudangan tumbuh positif pula sebesar 15,40 persen (yoy) seiring peningkatan kebutuhan transportasi dan pergudangan yang mendukung kinerja LU Pertambangan dan LU Pertanian.
Di sisi lain, Imam menyebutkan penurunan produktivitas padi akibat wabah wereng dan tungro serta harga TBS (Tandan Buah Segar) yang rendah melamahkan kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan menjadi 0,11 persen (yoy).
“Peningkatan produksi dan ekspor CPO berdampak positif pada pertumbuhan LU Industri pengolahan di sisi hilir yang tumbuh sebesar 2,69 persen (yoy),” sebutnya.
Kendati demikian, dia mengungkapkan bahwa kebijakan Pemerintah untuk menjaga stok pangan nasional dan mengembalikan kestabilan harga domestik dengan melakukan larangan ekspor CPO dan turunannya menjadi penahan pertumbuhan LU Industri pengolahan.