Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Penyaluran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) tercatat Rp1,83 triliun pada kuartal III/2022.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalsel Imam Subarkah menyatakan program PEN tetap dilanjutkan dengan fokus utama sebagai shock absorber dalam perekonomian, di tengah peningkatan berbagai biaya hidup karena dampak kenaikan BBM.
“Anggaran terbesar disalurkan untuk penanganan perlindungan masyarakat guna meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (29/12/2022).
Dia menambahkan, program PEN disalurkan melalui tiga program, terutama untuk BLT Dana Desa sebesar Rp414,99 miliar, dengan jumlah penerima 159.714 KK yang tersebar di 2.008 Desa/Kelurahan di Provinsi Kalimantan Selatan.
Selain itu, Imam menyebutkan bantuan juga disalurkan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 91.000 KPM sebesar Rp202,35 miliar dan Bantuan Sembako kepada 170.000 KPM sebesar Rp308,93 miliar.
Kemudian, BLT Minyak Goreng kepada 171.700 KPM sebanyak Rp51,51 miliar dan Bantuan Subsidi Upah (BSU) kepada 135.300 KK sebesar Rp75,16 miliar.
“Penyaluran BLT BBM juga telah diberikan kepada 187,7 KK untuk melindungi daya beli masyarakat ditengah kenaikan harga BBM yaitu sebesar Rp56,30 miliar,” terang Imam.
Adapun, dia menuturkan bahwa di luar Program Penanganan Kesehatan, terdapat anggaran Penanganan Kesehatan sebesar Rp312,87 miliar dan Penguatan Pemulihan Ekonomi sebesar Rp408,56 miliar.
Sebagai informasi, realisasi Belanja Daerah Kalsel telah mencapai 45,67 persen dari pagu APBD 2022 atau senilai Rp10,54 triliun yang lebih tinggi secara nominal dibandingkan dengan serapan belanja periode yang sama tahun 2021 yang sebesar Rp10,26 triliun atau 50,17% dari pagu APBD Perubahan 2021.