Bisnis.com, BALIKPAPAN — Dinas Perindustrian Perdagangan dan UKM Provinsi Kalimantan Timur (Disperindagkop UKM Kaltim) mencatat jumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM) digital di Kaltim bertambah 10 persen setiap tahun.
Kepala Disperindagkop UKM Kaltim M Sa’duddin menyatakan situasi itu telah sesuai dengan rancangan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kaltim 2018-2023.
“Peningkatan jumlah UMKM digital pada tahun 2022 lalu sangat banyak, disebabkan banyak pelaku UMKM yang berpindah ke platform digital. Yang tadinya warung banyak yang tidak laku karena pandemi Covid-19, akhirnya beralih berjualannya secara online,” ujarnya yang dikutip, Selasa (14/2/2023).
Berdasarkan data yang dihimpun Disperindagkop Kaltim, jumlah UMKM di Kaltim mencapai 344.581 yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota Mei 2022. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebanyak 307.343 UMKM Kaltim.
Sa’duddin menambahkan, upaya Disperindagkop UKM Kaltim dalam meningkatkan jumlah UMKM digital akan terus dilakukan, seperti bekerja sama dengan Shopee, Tokopedia dan melakukan hiring konsultan di bidang digital.
Dengan digital, kata Sa’duddin, target pelanggan dapat dijangkau dengan lebih efisien dan efektif melalui media digital yang diharapkan dapat merangkul konsumen secara lebih cepat, tepat dan luas.
Baca Juga
“Pemasaran digital sangat berperan penting dalam memasarkan suatu usaha, bahkan sekarang ini sudah ada yang namanya kampus Shopee. Itulah yang kami kerja samakan agar para pelaku UMKM maupun IKM terus bangkit melalui penjualan produk secara online,” terangnya.
Adapun, Sa’duddin berharap seluruh UMKM di Kaltim untuk ikut E- katalog pemerintah terkait pengadaan barang dan jasa.
Menurutnya, kehadiran E-katalog atau aplikasi belanja dalam jaringan yang diterbitkan lembaga pengadaan barang/jasa pemerintah, bagi setiap pemerintah daerah merupakan peluang besar yang dapat dimanfaatkan para pelaku UMKM di Kaltim.
“Sehingga kita mendorong UMKM agar lebih dikenal, berdaya saing dan bisa semakin berkembang,” pungkasnya.