Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Pengelola Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) melaporkan bahwa pihaknya sedang bernegosiasi dengan dua investor potensial yang akan bergabung dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Direktur MBTK Ade Himawan menyatakan perusahaan pertama melibatkan pembangunan fasilitas penumpukan dan pemrosesan cangkang kelapa sawit yang akan dikirim ke Jepang.
“Kedua, akan membangun refinery untuk pengolahan POME, minyak goreng dan biodiesel. Sudah MoU dan saat ini tahap penyiapan administrasi, negosiasi dan pematangan konsep dari tenant,” ujarnya melalui sambungan telepon, Jumat (14/4/2023).
Ade menyatakan optimisme bahwa penandatanganan investasi dengan kedua perusahaan tersebut dapat segera dilakukan. Selain itu, terdapat investor lain yang sedang dalam proses negosiasi, namun dia belum dapat mengungkapkan secara rinci.
Sebelumnya, PT Palma Serasih Tbk. (PSGO) telah berkolaborasi dengan MBTK untuk mengembangkan tangki timbun dan pemurnian CPO di KEK.
"Investasi dari PT Palma Serasih merupakan langkah awal dalam pengembangan infrastruktur di KEK. Pembangunan tangki timbun dan fasilitas penunjang terus berlangsung, dan kami berharap segera dapat beroperasi," tambahnya.
Kemudian, dia mengungkapkan bahwa kendala yang dihadapi saat ini adalah perizinan yang belum diperoleh oleh PT Palma Serasih untuk menggunakan pelabuhan di KEK.
Namun, Ade menyebutkan, apabila izin keluar dan tangki timbun belum selesai, PSGO diizinkan menggunakan Pelabuhan KEK agar ada operasional di sana.
"Dengan adanya izin tersebut, kami berharap dapat memastikan keberlangsungan operasional di Pelabuhan KEK, sekaligus menarik investor lain untuk bergabung," pungkasnya.
Sebagai informasi, Tangki Timbun berkapasitas 2 x 5.000 ton akan dibangun di KEK MBTK, Kalimantan Timur, yang berlaku efektif sejak tanggal 30 Juni 2022 sampai dengan 30 Maret 2024.
Pembangunan tangki timbun ini bertujuan untuk percepatan aktivitas loading PT Palma Serasih Internasional.