Bisnis.com, BALIKPAPAN — PT Pertamina Gas (Pertagas) meminta maaf kepada masyarakat Balikpapan dan berkomitmen untuk melanjutkan Proyek Pipa Gas Senipah - Balikpapan dengan menjamin kelancaran proyek tersebut.
Sebagai bagian dari Pertamina Subholding Gas, Pertagas melakukan pemugaran fasilitas publik yang terkena dampak dari proyek pipa gas, termasuk penanganan kerusakan jalan.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan koordinasi yang diadakan antara Pertagas dan Pemerintah Kota Balikpapan, yang berlangsung Rabu (3/5) dan dihadiri oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Communication Relations & CSR Manager Pertagas Imam Rismanto menyatakan perusahaan menyampaikan permohonan maaf kepada warga dan pengguna jalan atas ketidaknyamanan yang mungkin timbul dan menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan Pemerintah Kota Balikpapan terhadap proyek ini.
"Upaya konkret yang telah dilakukan termasuk pengaspalan jalan, perbaikan drainase, penambahan rambu/pagar pengaman, penambahan personel pengawas, serta perbaikan pengaturan lalu lintas di ruas jalan Balikpapan yang sedang dalam tahap konstruksi pipa gas," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (14/5/2023).
Tidak hanya fokus pada perbaikan jalan di Kota Balikpapan, Imam menyebutkan Pertagas juga sedang melakukan pemugaran ruas jalan di wilayah Kecamatan Samboja yang terpengaruh oleh pekerjaan konstruksi pipa gas ini.
Baca Juga
Sebelumnya, Pemerintah Kota Balikpapan telah memutuskan untuk menunda pemasangan pipa gas hingga bekas galian diperbaiki dan dirapikan.
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud menyampaikan setelah hal ini dilakukan setelah berkoordinasi dengan kontraktor dan Pertamina.
Proyek Pipa Gas Senipah-Balikpapan ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kapasitas pengolahan dan produksi Kilang Pertamina Balikpapan dengan sumber gas berasal dari wilayah Senipah Kalimantan Timur dengan kapasitas maksimal 125 MMSCFD.
Sebagai informasi, langkah ini sejalan dengan program pemerintah Indonesia dalam bidang ketahanan energi nasional dan upaya pemerataan energi di Indonesia bagian timur.
Selain itu, penggunaan gas bumi sebagai sumber energi yang lebih bersih juga sejalan dengan program transisi energi demi mencapai tujuan Net Zero Emission pada tahun 2060.
