Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Provinsi Kalimantan Utara mengalami penurunan tingkat kemiskinan dua tahun berturut-turut.
Penurunan tingkat kemiskinan tercatat sebesar 6,45 persen pada Maret 2023 atau turun dari 7,36 persen pada Maret 2021.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kalimantan Utara (BPS Kaltara) mencatat, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara pada Maret 2023 adalah 47.970 jiwa (6,45 persen), berkurang dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 52.860 jiwa dan tahun 2022 sebanyak 49.460 jiwa.
Selain itu, penurunan juga terjadi selama enam bulan terakhir, dari September 2022 hingga Maret 2023, dimana jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 2.600 jiwa atau turun 0,41 persen.
Kendati demikian, persentase penduduk miskin di daerah pedesaan mencapai 8,74 persen atau lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan, yaitu 5,18 persen pada Maret 2023.
Untuk terus menekan angka kemiskinan, Gubernur Kalimantan Utara Zainal A Paliwang menyatakan pemerintah menerapkan beberapa langkah strategis.
“Pertama, menyediakan akses pendidikan yang berkualitas untuk semua anak dengan memberikan beasiswa dan meningkatkan kualitas sekolah di daerah terpencil,” ujarnya baru-baru ini.
Selanjutnya, program pemberdayaan ekonomi dapat membantu orang miskin meningkatkan pendapatan mereka.
Ini mencakup pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, pembentukan koperasi, akses ke pasar dan peluang kerja, serta dukungan untuk pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Selain itu, peningkatan infrastruktur seperti jalan, jembatan, air bersih, sanitasi, energi, dan akses telekomunikasi dapat membuka aksesibilitas, mengurangi kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, dan menciptakan peluang ekonomi," terang Zainal.
Pada sektor pertanian, upaya meningkatkan akses petani ke teknologi pertanian juga menjadi prioritas.
Zainal menjelaskan program bantuan pertanian, pelatihan, pembiayaan, dan pengembangan kelembagaan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di Kaltara.
Kemudian, layanan dasar seperti pemenuhan akses kesehatan berkualitas juga menjadi faktor penting dalam menekan kemiskinan.
Adapun, Zainal menekankan peningkatan fasilitas kesehatan di daerah terpencil untuk membantu masyarakat miskin mendapatkan akses perawatan kesehatan yang diperlukan.